PANGKALPINANG, Babelsatu.com – Sejumlah nelayan di Desa Permis dan Desa Rajik, Kecamatan Simpangrimba, Kabupaten Bangka Selatan mengeluhkan keberadaan Kapal Isap Produksi (KIP) di perairan tersebut.
KIP ini menurut pengakuan para nelayan kepada Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Rina Tarol sudah bertahun tahun berlabuh di lokasi perairan Permis dan Rajik tanpa melakukan aktifitas apapun, sehingga mengganggu nelayan yang lewat untuk mencari ikan di Lokasi perairan ini.
Berdasarkan penuturan nelayan, keberadaan 3 KIP milik PT. Sinergi Maju Bersama (SMB) ini dicurigai bekerjasama dengan aparat desa serta tidak pernah melakukan sosialisasi kepada Masyarakat.
“Infonya milik PT. SMB dan selalu melakukan expor timah ribuan ton, tapi kapal nya tidak pernah kerja cuma berjangkar di laut yang masuk dalam IUP Pemda”, ujar salah satu nelayan kepada Rina Tarol, Rabu (05/03/2025).
Keberadaan KIP ini juga dianggap tidak ada manfaatnya bagi nelayan terlabih bagi masyarakat desa Permis dan Rajik. Bahkan untuk melakukan pengamanan, pihak Perusahaan di sebut sebut oleh para nelayan menggunakan preman dan aparat desa yang di gaji oleh Perusahaan.
“Nelayan sini juga tidak pernah di perhatikan, mereka pegang preman dan aparat desa di gaji oleh mereka (Perusahaan-red), mereka bisa beli apa saja, Itu la mereka bebas berbuat apa saja”, ungkap nelayan yang tidak mau disebut namanya kepada Rina Tarol
Nelayan juga meminta kepa Rina Tarol agar ada pihak terkait yang melakukan audit terkait sumber timah nya dari mana?.
Menanggapi pengaduan warga ini, Rina Tarol mengatakan keberadaan ke 3 KIP ini terskesan hanya sekadar kamuflase saja dari pemilik perusahaan, untuk mengekspor timah. Untuk itu Rina meminta agar persoalan ini menjadi perhatian bersama antara Pemda Bangka Selatan, aparat kepolisian serta Kejaksaan Agung.
“Bagaimana kondisi sebenarnya, kita bisa sama-sama turun ke lokasi. PT apa yang membiarkan KIP di sana,” jelas Rina Tarol.
Rina Tarol juga mendesak agar perusahaan pemilik KIP tersebut diaudit berkaitan dari mana sumber timah untuk ekspor.
Sebab, informasi yang Ia peroleh, kawasan tersebut tidak mengandung banyak timah untuk kebutuhan ekspor.
Anggota DPRD Babel Empat Periode ini mengaku heran, sebab meski tidak menghasilkan timah di kawasan laut Desa Rajik dan Permis, namun KIP tetap bercokol di sana selama bertahun tahun.
“Kami rasa informasi dari warga ini perlu ditelusuri, terkait keberadaan KIP, asal usul timah untuk ekspor. Jangan-jangan ada kebocoran pasir timah,” ujar Politisi Partai Golkar ini (naf)