Kekurangan Biaya Operasi, Deta Butuh Bantuan Dermawan

Pangkalpinang, Babelsatu.com – Deta (9), tergeletak lemas tak berdaya di ruang anak kelas 3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depati Hamzah Kota Pangkalpinang, usai di operasi pada bagian dada nya beberapa waktu lalu.

Putri tercinta pasangan Bombom (35) dan Gustina, warga Batu Belubang Kabupaten Bangka Tengah ini awalnya terjatuh dari sepeda, Minggu (8/11/2020) lalu dan terkena luka memar pada bagian dada nya.

Sayangnya, Deta tak pernah mengeluh kesakitan kepada orang tua nya hingga beberapa hari kemudian gadis kecil ini terlihat sering membungkuk ketika hendak buang air kecil.

Melihat pola tingkah putri tercintanya tak biasa tersebut, sang ayah Bombom memeriksa putrinya dan melihat bengkak di bagian dada putrinya semakin membesar.

Tak ingin terjadi hal berbahaya, Bombom kemudian membawa putrinya ke RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang, Selasa (17/11/2020) untuk diperiksa.

Dokter kemudian menyatakan ada darah membeku di dalam dada Deta yang cukup parah dan harus segera dilakukan tindakan operasi.

Meski kebingungan karena tidak memiliki biaya, namun Bombom mengikuti nasehat dokter agar segera melakukan operasi supaya nyawa anaknya bisa diselamatkan.

“Tadinya mau periksa saja dulu dan diobati saja, Dokter mengatakan parah dan harus dioperasi, tapi saya bingung karena tidak ada uang, akhirnya saya ikuti nasehat dokter yang bilang operasi saja dulu, masalah uang bisa dicari, yang penting nyawa anak bisa diselamatkan”, kenang Bombom dengan wajah sedih.

Deta akhirnya dioperasi dengan dibedah pada bagian dada sampai perut, Kamis (12/11/2020) lalu dan sudah diperbolehkan pulang oleh pihak RSUD pada Senin, (16/11/2020) kemarin.

Namun Bombom sampai saat ini masih resah dan pusing, sebab, biaya pengobatan yang mencapai Rp 7,6 juta belum bisa sepenuhnya ia lunasi.

Pria yang bekerja serabutan ini sangat mengharapkan adanya uluran tangan dan bantuan dari pihak manapun agar dapat melunasi biaya pengobatan anaknya.

Sebenarnya, kata Bombom, pihak Rumah Sakit tidak pernah menahan mereka untuk membawa anaknya pulang. Tetapi ia merasa tidak nyaman bila harus meningalkan biaya pengobatan yang belum dilunasinya. (ina)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *