BANGKA, Babelsatu.com – Untuk mendukung upaya pelestarian ekosistem laut, menjaga keseimbangan lingkungan dan mengembangkan wisata bawah laut, PT Timah kembali menenggelamkan coral garden di Pulau Putri, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.
Penenggelaman coral garden sebanyak 37 unit oleh PT Timah ini melibatkan masyarakat, Yayasan Sayang Babel Kite dan karyawan PT Timah yang dilaksanakan pada Senin, 19 Agustus 2024.
Penenggelaman rumpon yang dilakukan PT Timah bertujuan untuk merehabilitasi dan mengembalikan fungsi terumbu karang sebagai habitat penting bagi keanekaragaman hayati laut.
Coral garden yang ditenggelamkan diharapkan dapat berfungsi sebagai habitat baru bagi berbagai jenis biota laut, meningkatkan keanekaragaman hayati, serta mendukung kegiatan perikanan di sekitar area.
Tak hanya itu, dengan adanya karang buatan juga dapat menjadi daya tarik wisata bahari dalam mengembangkan kawasan destinasi Pulau Putri. Sebelumnya PT Timah juga pernah menenggelamkan coral garden di kawasan ini.
Dosen Ilmu Kelautan Universitas Bangka Belitung Indra Ambalika mengatakan, penenggelaman rumpon yang dilakukan anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID ini merupakan langkah signifikan dalam tahap ketiga program restorasi terumbu karang.
Menurutnya, jumlah yang ditenggelamkan kali ini lebih banyak dibandingkan upaya sebelumnya. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat untuk memulihkan ekosistem laut di wilayah ini.
“Kami berharap coral garden yang telah dibangun ini akan tumbuh menjadi habitat yang subur bagi berbagai biota laut. Pulau Putri, dengan keanekaragaman hayati lautnya yang kaya, sangat potensial menjadi pusat penelitian dan pengembangan ilmu kelautan,” katanya.
Indra juga optimis coral garden akan menjadi daya tarik baru bagi wisatawan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Sejak tahun 2021, PT Timah telah secara konsisten melakukan kegiatan penenggelaman coral garden. Uniknya, setiap tahap memiliki desain yang berbeda-beda. Mulai dari coral garden dengan tulisan, rak-rak untuk mempercepat pertumbuhan karang, hingga bentuk-bentuk kreatif seperti laba-laba dan terowongan.
“PT Timah tidak lagi mengambil karang alami, melainkan memanfaatkan karang budidaya yang telah tumbuh dengan baik. Kami sangat mengapresiasi inisiatif PT Timah ini,” ucapnya.
Dengan menanam jenis karang seperti acropora dan menggabungkan karang alami diyakini akan membuat ekosistem terumbu karang di Pulau Putri akan segera pulih. Lebih dari sekadar tempat bermain ikan, coral garden ini akan menjadi rumah bagi berbagai spesies laut.
“Dengan dinamika ekonomi dan sosial yang terus berkembang, penting bagi kita untuk bijak dalam mengelola sumber daya alam, khususnya laut yang mendominasi wilayah Bangka Belitung. Semoga program restorasi terumbu karang ini semakin sukses dan PT Timah semakin jaya,” harapnya.
Salah satu nelayan di Pulau Putri, Acien yang terlibat dalam kegiatan penenggelaman rumpon mengatakan mereka telah merasak dampak positif dengan adanya coral garden di kawasan ini.
Hal ini juga berdampak pada peningkatan hasil tangkapan yang semakin melimpah dan restorasi karang yang dilakukan PT Timah telah memberikan dampak ekonomi bagi mereka.
“Kami berharap, dengan dukungan PT Timah, Pulau Putri akan semakin berkembang menjadi desa nelayan yang mandiri dan berkelanjutan, serta menjadi destinasi wisata bahari yang menarik,” ucapnya. (pt.timah/naf)