BANGKA SELATAN, Babelsatu.com – Keterlambatan ketersediaan pupuk subsidi yang diperuntukkan bagi kelompok tani di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, membuat petani harus mengeluarkan biaya lebih di musim tanam tahun ini.
Ironisnya disaat pemerintah sedang gencar-gencarnya meningkatkan kesejahteraan hidup para petani malah petani harus dibuat dengan keadaan tanpa pilihan harus menggunakan pupuk nonsubsidi di musim tanam pertama dengan harga 2 kali lipat dari pupuk subsidi sehingga dikhawatirkan akan membuat biaya produksi meningkat.
Triyono petani padi Desa Rias saat ditemui di ladang sawahnya mengeluhkan keadaan yang harus dialaminya. Musim tanam padi di tahun ini dirinya harus menggunakan pupuk nonsubsidi yang harga tak bersahabat bagi kantong petani.
“Subsidi belum ada,” jawab Triyono saat ditanyai ketersediaan pupuk subsidi pada musim tanam awal tahun ini, Selasa (16/1/2023).
Dirinya mengatakan kemungkinan ketersediaan pupuk subsidi di bulan februari. “ada tetapi kan datang dulu sudah itu habis, datang lagi bulan dua,” katanya.
Sementara untuk musim tanam padi di tahun ini dirinya terpaksa harus menggunakan pupuk nonsubsidi. Sedangkan untuk per petak sawah dirinya harusnya menggunakan 2 kampil pupuk.
Triyono juga berharap pengiriman pupuk subsidi segera dilakukan agar ketersediaan pupuk subsidi tepat waktu.
“Rp 340 ribu untuk pupuk nonsubsidi, kalau tidak ada terpaksa, kalau subsidi Rp 130 ribu. Kalau bisa tepat waktulah untuk pupuk, per petak 1 pasang 2 kampil pupuk nonsubsidi,” tambah Triyono.
Keterlambatan ketersediaan pupuk subsidi jadi perbincangan serius bagi para petani di Desa Rias.
Tahang selaku penyedia pupuk subsidi bagi 24 kelompok tani di Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, mengatakan hal tersebut lazim terjadi setiap tahunnya.
“Biasanya setiap tahun begitu, selalu bulan februari itu baru lancar,” kata Tahang produsen pupuk bersubsidi Desa Rias.
Tahang mengatakan untuk saat ini sebagian petani menggunakan pupuk IP 200 (indeks pertanaman 2 kali) yang masih tersisa sebelumnya. Sedangkan untuk IP 100 (indeks pertanaman 1 kali) dirinya mengatakan penanaman telah dimulai pada bulan November.
“Kalau untuk pupuk IP 100 tahun 2023 – 2024 ini itu penanaman kita itu mulai penyemaian kemarin tanggal 25 November, itu Kesepakatan kita, Pada tanggal 25 November kemarin itu kan masih ada sisa-sisa kuota pupuk IP 200 kemarin, nah itulah yang sebagian ada yang nebus yang masih ada sisanya sampai tanggal 31 Desember untuk IP 200,” ungkapnya.
Tahang pun memastikan, untuk indeks penanaman satu kali (IP 100) ketersediaan pupuk subsidinya tersedia di bulan Februari.
“kalau untuk IP 100 ini kelihatannya seperti yang sudah-sudah ini biasanya itu bulan februari itu baru pupuk dari distributor itu baru masuk ke kita karena sekarang ini masih dalam proses,” bebernya.
Dirinya mengakui ketersediaan kuota pupuk subsidi sudah ada namun saat ini dirinya belum membuat surat perjanjian jual beli (SPJB) dikarenakan belum mendapatkan kepastian apakah sudah dapat ditebus.
“Kalau di lihat di sini, di pubers ini memang sudah ada kuotanya cuma SPJB nya belum kita buat, kemudian dari sana juga belum ada menyampaikan bahwa itu sudah bisa kita tebus,” terang Tahang.
“Biasanya itu awal bulan februari, awal februari itu sudah bisa di salurkan pupuk, tapi juga tergantung dari distributor pusat, kalau sudah bisa kita tebus kita tebus, walaupun bulan ini umpamanya sudah bisa kita tetap tebus, karena petani sangat butuh,” tukasnya.(nov)
-SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli) pupuk bersubsidi antara produsen dengan distributor.
-Pubers atau i-pubers adalah aplikasi (integrasi pupuk bersubsidi) digunakan kios untuk menginput data penyaluran pupuk bersubsidi secara digital.
-IP (Indeks Pertanaman) rata-rata masa tanam dan panen dalam satu tahun. (nov)