Belitung Timur, Babelsatu.com – Selasa (15/3/2023) kemarin saya bersama dua teman dari Pangkalpinang menuju Kabupaten Belitung. Menggunakan pesawat Sriwijaya, kami bertiga tiba di Bandara H.S Hanandjoeddin Tanjung Pandan Pukul 13.00 WIB. Setelah tiba di bandara, Dengan menggunakan mobil Crv, kami langsung menuju Belitung Timur tepatnya di Desa Selumar Selincing Kabupaten Belitung Timur
Sengaja kami ingin bertemu dengan salah satu tokoh masyarakat disana yang sudah membeli ambulance untuk kepentingan warga setempat. uang yang ia kumpulkan termasuk unik karena menggunakan uang pecahan lima ribuan, puluhan ribu dan duapuluh ribu dikumpulkan dari hasil tabungan sisa membeli rokok selama puluhan tahun
Kini ambulance yang ia wakafkan tampak banyak manfaat yang digunakan masyarakat setempat. Selain itu dirinya sudah membangun satu masjid hasil usaha yang ia tekuni selama ini. Masjid pertama yang dibangun di Desa Renggiang yang dinamakan Masjid Nurnia itu kini menjadi tempat beribadah warga setempat
Nama Masjid tersebut diambil dari nama ibunya Nur dan Nia wanita hebat yang mendampingi dirinya dari nol hingga sampai saat ini. Dan kini masjid tersebut sudah berdiri tegak dan diresmikan langsung oleh Gubernur Babel Erzaldi Rosman kala itu. Saat ini dirinya sedang membangun Masjid kedua yang proses pembangunannya sudah 70 persen berada di Desa Selingsing Belitung Timur. Dan akan berwacana membangun masjid ketiga untuk kepentingan ibadah masyarakat di Belitung Timur
Sesampainya dirumah yang megah tepatnya di Desa Selincing Selumar berlantai tiga yang luasannya hampir 1 hk, terparkir mobil antik VW Kodok diperkiran tahun 70 an dan VW Safari. Selanjutnya kami memasuki pekarangan belakang rumah yang tampak terlihat kolam renang anak sekira ukuran 4×8 meter dihiasi dengan lampu dan terparkir Mobil Alpard berwarna Putih serta Honda Jazz berwarna Hijau Muda, motor Sport serta empat motor lainnya.
Setelah melihat disekeliling,kami menuju ruangan santai dan terlihat sosok menggunakan baju dalam dan celana pendek serta sendal jepit menyapa dengan ramah. Dialah sosok Nirwandi alias Edy Pincang (47). Setelah menyapa dengan ramah, dirinya mengajak kami duduk santai ditemani Roti dan tiga gelas kopi yang sudah dibuat.
Tampak sekilas saya melihat sosok bang Edy merupakan orang biasa saja bahkan tampak terlihat dengan kondisi Disabilitas, dia merupakan orang yang tak nampak memiliki kehidupan yang mewah saat ini. Setelah memperkenalkan diri kami, barulah bang Edy bercerita tentang kehidupan dirinya.
” Saya ini dulu hidup sangat sederhana. Saya terlahir seperti ini.tapi saya tidak mau menyerah. saya pernah bekerja sebagai kuli batu. Juga bekerja pada saat pulang sekolah saya pergi ke kebun warga untuk membeli sayuran dan saya langsung menjualnya untuk kebutuhan hidup kami pada saat itu begitulah seterusnya selama beberapa tahun,” ungkap bang Edy mengenang masa lalunya
Dengan perjuangan dalam hatinya, ditemani sang istri tercinta yang bernama Junia, serta doa sang Ibunda Nur, pelan tapi pasti bang Edy mulai bangkit dengan usaha dan kerja keras selama ini sehingga dirinya kini menjadi salah satu tokoh masyarakat serta Pengusaha Tambang Sukses di Belitung Timur. Sosoknya dikenal warga setempat yang Dermawan dan kini hampir memiliki karyawan 100 orang yang notabennya warga setempat yang bekerja kepada dirinya
” Saya ini hanya sekolah sampai SMA. Tapi saya tidak menyerah untuk berusaha. Bukannya sombong. jadi staf saya ada yang S1 untuk membantu saya yang saya prioritaskan warga sekitar agar bisa membantu keluarga mereka,” ungkap Ayah dari Selby, Deva, Qaila dan Distya ini
Dirinya juga berpesan kepada kami, pada saat membantu atau memberi kepada orang lain, jangan berharap apapun. Berharaplah kepada sang pencipta Allah SWT
” Intinya Sedekah saja kepada siapapun yang membutuhkan selama kita bisa bersedekah.kita hanya berharap kepada Allah SWT saja,” Jelas Bang Edy
Setelah beberapa jam mendengar kisah inspiratif sosok Bang Edy Pincang, kami pun berpamitan guna untuk kembali ke Hotel di Tanjung Pandan. Semoga kisah bang Edy Pincang berguna bagi anak – anak muda saat ini serta para penderita disabilitas untuk selalu jangan menyerah dalam menjalani kehidupan.(typ)