PANGKALPINANG, Babelsatu.com – Di saat Pemerintah Pusat hingga daerah sedang fokus dan gencar-gencarnya mengatasi masalah gizi dan stunting, peristiwa memalukan justru terjadi di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Persoalannya, seorang bocah di desa Kurau, Kabupaten Bangka Tengah, Nurlaila (12) meninggal dunia di rumah sakit Abu Hanifah Bypas Koba, Senin (6/2/2023) lalu karena menderita gizi buruk disertai Tuberkulosis (TBC) akut
Dikutip dari Intrik.id, Ketua LBH Milenial Bangka Tengah, Dodoy sebagai Pendamping Pengobatan Nurlaila, membenarkan Nurlaila meninggal di Byapas akibat gizi buruk disertai TBC
Menanggapi peristiwa memalukan ini, Anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung dapil Bangka Tengah, Adet Mastur sangat menyayangkan hal tersebut terjadi disaat Pemerintah pusat hingga daerah saat ini sedang fokus nya mengatasi masalah gizi dan stunting.
Mengapa ini terjadi di Bangka Tengah?,” kata Adet saat ditemui media di ruang kerjanya, Kamis, (16/2/2023).
Menurut Adet, permasalahan gizi buruk ini harus menjadi perhatian Pemkab Bangka Tengah agar kedepannya peristiwa serupa tidak terjadi lagi.
“Pemkab Bangka Tengah harus serius mengatasi masalah gizi buruk ini dengan menjalankan program kesehatan melalui Dinas Kesehatan,” ungkapnya.
Adet menegaskan, Pemkab Bangka Tengah harus serius menjalankan program tersebut, jangan dianggap remeh, karena sangat memalukan bila di Bangka Tengah banyak masyarakat yang stunting dan menderita kekurangan gizi apalagi gizi buruk.
Bantah Meninggal Akibat Gizi Buruk
Sementara dikutip dari antara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, dr Anas Maaruf membantah adanya bocah di desa Kurau atas nama Nurlaila (12) meninggal dunia karena dianggap menderita gizi buruk.
Menurut dr. Anas, meninggalnya Nurlaila belum bisa langsung didiagnosa karena gizi buruk, karena harus dipastikan melalui pengecekan laboratorium.
“Kendati kondisi fisik yang bersangkutan seperti menderita gizi buruk, tetapi belum bisa diambil kesimpulan itu menjadi penyebab karena bisa saja menderita penyakit lain seperti TBC maka perlu pengecekan laboratorium,” kilahnya (naf/net)