TANJUNG PANDAN, Babelsatu.com – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman melakukan diskusi bersama para tokoh Belitung dalam acara bertajuk “Ngopi be” (Ngobrol Pintar Bersama), Rabu malam (29/09/2021).
Diskusi berlangusng di Lalucia Hotel untuk membahas sejumlah permasalahan di Kabupaten Belitung.
Gubernur hadir secara virtual dan angkat bicara mengenai permasalahan antrian di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang disebabkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai bahan topik diskusi pertama dalam kesempatan tersebut.
Gubernur menjelaskan, kondisi pertambangan harus diakui sebagai barokah karena menjadi sejarah pertama kalinya pertimahan di Babel menggapai harga tertinggi. Namun disisi lain, dengan tingginya kebutuhan BBM untuk pertambangan masyarakat, membuat pasokan BBM di Negeri Laskar Pelangi cepat terkuras habis, sementara itu hingga saat ini kebutuhan BBM Babel masih disuplai dari wilayah Lampung, Kepulauan Riau dan Jakarta.
“Permasalahan lain, di Babel juga terkendala keterbatasan pelabuhan yang belum bisa menerima masuknya kapal tanker BBM yang lebih besar,”ungkapnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, Gubernur Erzaldi menjelaskan bahwa dirinya telah melakukan pertemuan dengan pihak Pertamina di Palembang pekan lalu.
“Saya sudah meminta kepada Pertamina, untuk menambah pasokan BBM dengan tidak biasa-biasa saja,” ungkapnya.
Pihak Pertamina menurutnya telah menyetujui untuk menambahkan pasokan BBM, selain itu Pertamina juga menyarankan kepada masyarakat untuk membuka Pertashop dengan tujuan agar lebih meratakan suplai hingga ke pelosok, sehingga tidak terjadi penumpukan antrian di SPBU yang hanya terdapat di pusat kota.
“Pertashop sangat mendorong mengurangi kepadatan antrian,” ungkapnya.
Selain upaya tersebut yang telah diperjuangkannya, Gubernur juga juga telah bertemu para Bupati untuk mencari solusi langkah penyelesaiaan permasalahan ini agar tidak terjadi lagi antrian panjang, dan kedepan akan berkoordinasi dengan pihak SPBU.
“Kami akan membuat edaran untuk menambah jam operasional SPBU dengan mekanisme-mekanisme yang telah diatur di dalamnya,” jelasnya.
Selain permasalahan BBM, perwakilan KNPI yang hadir dalam diskusi ini, menyampaikan tentang pentingnya tambahan lembaga pendidikan untuk mempersiapan sumber daya manusia di Pulau Belitung.
Menanggapi ini, Gubernur Erzaldi mengatakan harapan terkait kehadiran perguruan tingggi di Pulau Belitung akan segera terwujud, yang seharusnya tinggal selangkah lagi namun terkendala pelepasan aset dari Akademi Manajemen Belitung (AMB) kepada Universitas Bangka Belitung (UBB) yang tak kunjung usai hingga saat ini.
“Ikhlas atau tidak sebenarnya AMB menyerahkan asetnya kepada UBB untuk dijadikan saah satu fakultas pariwisata. Karena sudah 2 tahun ini belum ada perkembangan,” ujarnya singkat.
Pemprov Babel terus berupaya mendorong UBB mendirikan fakultas di Kabupaten Belitung dan Belitung Timur, nantinya pihak Pemerintah Kabupaten cukup menyediakan lahan, sedangkan pembangunan gedung akan dibantu oleh Pemprov Babel yang kemudian dihibahkan kepada UBB untuk menjadi Fakultas Pariwisata UBB.
Menurutnya, dengan mendirikan Fakultas Pariwisata di Pulau Belitung, berimbas dengan mempercepat perkembangan pariwisata di Belitung itu sendiri, karena melalui pendidikan dapat dilakukan kerjasama dengan universitas negara lain sekaligus mengenalkan kekayaan pariwisata Babel.
“Kita harus berupaya bersama memfasilitasi agar fakultas pariwisata bisa berdiri di Belitung. Pihak UBB sudah sangat setuju, tinggal kolaborasinya yang perlu terus dilakukan untuk percepatannya,” tutupnya.
Diskusi ini dihadiri oleh Tokoh Lembaga Adat Belitung, Pengurus KNPI Kabupaten Belitung, Pengurus Partai Politik, Kementrian ATR/BPN, Perwakilan Kepala Desa di Kabupaten Belitung, Perwakilan Guru, Tokoh Presidium Pembentukan Provinsi Kepulauan Babel, Perwakilan LSM, Perwakilan Media dan Perwakilan Mahasiswa. (rill/naf)