Pangkalpinang, Babelsatu.com–Permasalahan stunting alias gagal tumbuh atau kerdil di Indonesia termasuk di Kota Pangkalpinang masih menjadi keprihatinan bersama.
Penyebab terjadinya risiko stunting adalah multifaktorial. Namun, penyebab paling utama adalah kekurangan gizi kronis pada awal 1.000 hari pertama kehidupan yaitu sejak awal kehamilan (konsepsi) hingga anak berusia dua tahun.
Kekurangan gizi dapat berupa kurangnya jumlah asupan makanan, atau kualitas makanan yang kurang baik, seperti kurangnya variasi makanan.
Demikian disampaikan Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Radmida Dawam saat menghadiri pelaksanaan dan pengelolaan program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Kantor Lurah Batu Intan, Rabu (1/9/2021).
Kegiatan yang mengusung tema “Dukungan Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam mengatasi Percepatan Penurunan Stunting,” tersebut diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) Kota Pangkalpinang.
Menurut Radmida, memastikan anak-anak tumbuh sehat menjadi kewajiban karena mereka adalah generasi muda yang harus kuat dan sehat seperti anak-anak lainnya di Indonesia.
“Pemerintah Kota Pangkalpinang tidak akan pernah berhenti memperhatikan bagaimana masyarakatnya tumbuh normal, sehat dan kuat serta menjadi generasi muda yang kita banggakan. ” jelas Radmida.
Dia menyebut, penyuluh KB harus membentuk kelompok-kelompok dan dibina melalui kelompok ini lah nantinya akan mensosialisasikan dan menyampaikan kepada masyarakat pentingnya asupan gizi dan upaya memberantas serta mengurangi jumlah anak-anak stunting di Pangkalpinang.
“Tunjukkan Kota Pangkalpinang tidak ada lagi anak-anak terkena stunting yang pertumbuhan tubuhnya terhambat karena asupan gizi sangat kurang,” pungkasnya.
Radmida mengimbau para orang tua terutama ibu-ibu memperhatikan kesehatan dan gizi terutama ketika sedang hamil, dengan konsumsi makanan tinggi zat besi maupun asam folat.
“Kader di sini adalah perpanjangan tangan pemerintah untuk menyampaikan dan mensosialisasikan kepada masyarakat. Saya apresiasi kepada kader semua karena telah memberi pengabdiannya dan bergerak bersama-bersama pemerintah khususnya dengan dinas terkait bagaimana mensosialisasikan ke masyarakat pentingnya asupan gizi dan bagaimana ibu-ibu hamil jangan sampai kekurangan gizi. Jangan sampai kena penyakit yang bisa berpengaruh bagi janin dan anak yang akan dilahirkan tersebut,” pungkasnya. (rel/b1)