Pangkalpinang, Babelsatu.com– Kondisi stunting atau bertubuh pendek karena kekurangan gizi jumlahnya terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Tingginya persoalan stunting patut menjadi perhatian untuk segera dituntaskan. Utamanya tiga kabupaten yang menjadi locus intervensi stunting yakni Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Selatan dan Kabupaten Bangka.
“Jumlah sasaran keluarga yang mempunyai anak di bawah usia dua tahun (Baduta) di tiga kabupaten tersebut berjumlah 21.463 keluarga. Ini menjadi perhatian serius. Penurunan stunting menjadi salah satu program prioitas nasional mengingat jumlah anak yang mengalami stunting semakin meningkat setiap tahunnya, “kata Sekda Bangka Belitung Naziarto saat membuka Kegiatan Promosi, Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Dalam Rangka Pencegahan Stunting di Kantor BKKBN Bangka Belitung, Selasa (23/3/2021).
Menurut Naziarto, pencegahan stunting dapat dimulai dari tahap perencanaan kehamilan sampai pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.
Upaya tersebut, tentu saja tidak bisa dilaksanakan sendiri, sehingga harus ada peran seluruh perangkat daerah terkait mengambil langkah-langkah penanggulangan stunting ini sesuai tupoksinya.
Untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, pemerintah akan melakukan langkah intervensi dengan membentuk tim dengan ketua dari BKKBN. Karenanya Naziarto meminta perangkat daerah terkait untuk menyusun program dan membuat anggaran terkait kegiatan tersebut.
“Pada tanggal 29 Januari 2021, Presiden telah menunjuk langsung Kepala BKKBN sebagai Ketua Tim Penanganan Stunting,“ ungkapnya.
Dalam pengasuhan 1000 HPK, BKKBN mengambil peran melaksanakn tugas pemberdayaan keluarga melalui cara pengasuhan pada periode 1000 HPK, yaitu saat kehamilan sampai anak berusia dua tahun.
“Peran ini dilaksanakan PKB/PLKB, kader koordinator dan kader-kader BKB yang bersentuhan dengan keluarga-keluarga yang menjadi sasaran. Merupakan harapan kita bersama agar kegiatan ini dapat mempercepat penanganan stunting serta memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada pengelola program di lapangan agar bersinergi dalam penggarapan program 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting,” ujar Naziarto. (rel/SHL)