Laporang Doni Yuano langsung dari Solo
SOLO, Babelsatu.com – Cabang para-atletik mulai mendekati target minimal pencapaian medali emas di ASEAN Paragames 2022. Target awal minimal 34 medali emas, namun hingga Kamis (4/8/22) pagi, 33 medali sudah ada di tangan.
Walaupun di klasemen sementara perolehan medali para-atletik masih ada medali yang belum resmi dihitung, tetapi hingga siang ini, secara resmi raihan medali emas Indonesia di klasemen telah mencapai 30 medali emas, 19 perak dan 12 perunggu tambahannya.
Hari ini saja, tercatat ada dua tambahan medali emas yang datang dari nomor lempar dan satu dari nomor lari. Di nomor lempar, emas datang dari kelas F57 (ganggungan fisik/kekuatan otot atau gangguan rentang gerak) atas nama Fauzi Purwo Laksono.
Dia menyisihkan wakil Vietnam, Cao Ngoc dan Thailand, Sakchai setelah menghasilkan lemparan sejauh 44,56 yang didapatkannya di percobaan keenam. Dua rival terdekatnya, Ngoc dan Sakchai hanya menghasilkan lemparan sejauh 41,58 meter dan 38,26 meter.
Kemudian emas kedua di sesi pagi, datang dari nomor lempar cakram F44 (gangguan fisik/perbedaan panjang tungkai) atas nama Yahya. Yahya berhak atas medali emas usai melakukan lemparan terjauh 37,2 meter yang didapatkannya pada percobaan kelima.
Dia mengalahkan atlet Myanmar Zaw Min yang berada di posisi kedua dengan selisih lemparan 3,51 lebih pendek. Kemudian ditempat ketiga ada wakil Vietnam Phan Van yang menghasilkan lemparan 33,59 meter.
Emas Maria Goreti di nomor 400 meter T54 (kursi roda) pun melengkapi tiga emas di sesi siang ini. Catatan waktunya 1 menit 2,770 detik menjadi yang tercepat, meninggalkan Techinee dari Thailand dengan selisih +01,75 detik. Kemudian di tempat ketiga ada Nina Gusmita dengan waktu 1 menit 06,150 detik.
Bagi Maria ini menjadi emas keduanya setelah nomor 200 meter di kelas yang sama. Pada 100 meter F54, Maria hanya mendulang medali perak, karena dia kalah bersaing.
Maria sendiri mengaku bila dirinya bukan spesialis nomor-nomor sprint hingga agak kesulitan untuk bisa mengejar lawan-lawannya. Nomor spesialisasinya adalah jarak menengah jauh 1.500 meter.
“Maria itu aslinya kita proyeksikan untuk 200 meter, 400 meter, dan 800 meter. Tapi karena nomor 800 meter tidak dibuka, jadi tidak dipertandingkan. Dia pun turun di nomor 100 meter. Tadinya strateginya, kalau dia turun di 800 meter, Nina yang akan jadi tumpuan di nomor sprint. Tapi ternyata kelas 800 meter tidak dipertandingkan pada ASEAN Paragames kali ini,” kata Asisten Pelatih wheelchair racing para-atletik Dwi Cahya Nugraha di Stadion Manahan, Solo.
Tapi sejauh ini, menurutnya, pencapaian Maria telah melampaui targetnya, yakni hanya emas di nomor 400 meter. Kedepannya, tambah Dwi, Maria akan difokuskan pada nomor menengah, seperti 400 meter dan 800 meter.
“Meski dia senang di jarak jauh 1.500 meter, potensinya juga besar di 400 meter dan 800 meter. Dua nomor ini yang akan jadi fokus dia kedepannya, sebab Maria punya tenaga yang besar. Power dan daya tahannya berbeda,” ujar Dwi.(babelsatu)