Lahan BekasTambang Timah Bakal Disulap jadi Sentra Budidaya Ikan Gabus

PANGKALPINANG, Babelsatu.com – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, tidak main-main dengan komitmen yang ia sampaikan di depan Komisaris Utama (Komut) PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, Doni Monardo belum lama ini, tentang usahanya untuk memberdayakan lahan-lahan bekas tambang Timah agar bisa produktif dan dimanfaatkan masyarakat.

Pertemuan Erzaldi dengan Doni Monardo beberapa waktu lalu dengan cepat ia tindaklanjuti. Tekadnya kuat mengolaborasikan rencana dan konsep reklamasi lahan bekas tambang Timah bersama dengan semua pihak, terutama pelibatan peran masyarakat.

Bacaan Lainnya

Konsep besar bagaimana memanfaatkan dengan maksimal lahan-lahan bekas galian, sudah ada di kantong Gubernur Erzaldi. Kini, tinggal selangkah lagi maka lahan-lahan bekas tambang yang selama ini tak terjamah, bisa menjelma menjadi salah satu sumber perekonomian baru, terciptanya lapangan pekerjaan, faktor kesehatan masyarakat bahkan tumbuh kembang otak dan fisik.

“Ini yang memotivasi saya untuk terus mendorong terwujudnya kolaborasi berbagai pihak dalam pemanfaatan lahan bekas tambang. Untuk membuat (rencana) ini jadi benar-benar berjalan, beriring dan berhasil, harus ada kolaborasi dari semua pihak,” kata Erzaldi, saat menggelar pertemuan dengan perwakilan PT Inalum, PT Timah di Ruang VIP Bandara Depati Amir Pangkalpinang pekan lalu.

Konsep Gubernur Erzaldi Rosman ternyata tidaklah muluk-muluk. Ia ingin ‘menyulap’ lahan-lahan bekas tambang menjadi sentra-sentra budidaya ikan Gabus.

Kenapa Ikan Gabus?

Di depan forum, Gubernur Erzaldi mengungkapkan alasan kenapa budidaya ikan gabus sebagai target utama, karena didasari beberapa faktor yang telah dipertimbangkan usai menerima masukan dari Doni Monardo.

Selain memang ikan ini endemik di Bangka Belitung dan dikonsumsi masyarakat, yang tak kalah pentingnya berdasarkan penelitian ikan gabus memiliki manfaat luar biasa. Ikan ini memiliki kandungan albuin atau kandungan protein yang lebih tinggi dibanding sumber protein lain.

“Ikan, telur dan daging diketahui memang menjadi pemenuh kebutuhan protein pada tubuh, tetapi ikan gabus begitu spesial, proteinnya mencapai 25,5 persen. Persentase ini lebih tinggi dibanding ikan lain, bahkan dibanding telur, daging sapi atau ayam. Ini alasan kenapa ikan gabus yang kita pilih setelah mendapat masukan Pak Doni kemarin,” kata gubernur.

Nah, budidaya ikan gabus inilah menjadi target reklamasi yang akan dibangun dan dikolaborasikan bersama. Tidak hanya pihak perusahaan dengan program reklamasinya, tetapi juga melibatkan desa setempat, masyarakat dan perusahaan hilirisasi produknya.

Erzaldi kembali menerangkan, ikan gabus tidak hanya dikonsumsi masyarakat lokal saja, bahkan beberapa kelompok masyarakat telah memproduksi produk turunannya seperti abon dan produk makanan lainnya. Saat ini, bahkan masyarakat terus diberikan pembinaan untuk memproduksi produk turunan dari ikan gabus melalui Sekolah Sekuntum Melati (Sekolah Untuk Perempuan jadi Mandiri dan Terlatih) di Jelutung Dua, Bangka Tengah, yang kebetulan sekolah itu diinisiasi oleh istri Gubernur, Melati Erzaldi.

“Kita akan perbesar (pemanfaatan ikan gabus) dengan maksud budidaya ikan gabus ini dilakukan pada lokasi-lokasi yang berpotensi untuk budidayanya, terutama di lahan bekas tambang timah,” ungkapnya.

Keistimewaan Ikan Gabus

Keistimewaan lain dari ikan gabus bagi kesehatan adalah, diantaranya membantu perkembangan dan pembentukan otot, membantu penyembuhan pasca operasi, menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, memperbaiki gangguan gizi buruk, hingga menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Dan untuk diketahui juga kata gubernur, albumin yang dihasilkan oleh ikan gabus ini bisa dikelola menjadi ekstrak yang diproduksi juga di Babel. Efeknya jelas, selain peningkatan ekonomi dan terciptanya lapangan pekerjaan, manfaat gizinya baik bagi pertumbuhan tubuh dan otak masyarakat.

“Kelanjutannya juga menjadi strategi untuk mengurangi stunting dan menambah gizi serta menjaga kesehatan masyarakat di Bangka Belitung,” ungkapnya.

Datangkan Konsultan Khusus

Keseriusan akan konsep reklamasi kolaborasi itu dibuktikan dengan mendatangkan konsultan khusus. Saat ini dari keterangan yang disampaikan Gubernur Erzaldi, sudah ada beberapa rencana lokasi yang akan disurvei terlebih dahulu oleh tim konsultan tersebut.

Wilayah Sungai Upang Desa Tanah Bawah, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka merupakan wilayah yang pertama dilakukan pengecekan lokasi untuk budidaya ikan gabus ini.

Lokasi itu rekomendasi langsung oleh Gubernur Erzaldi, yang kemudian ditindaklanjuti oleh tim dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Pemprov Babel bersama konsultan dengan langsung mengunjungi lokasi yang direkomendasikan.

Lokasi berikutnya yang menjadi target awal adalah, sungai di Desa Sungkap, Kabupaten Bangka Tengah.

Dan, kedua daerah ini setelah dikunjungi dan dilakukan penilaian oleh dua tim tadi, disimpulkan berpotensi untuk budidaya ikan Gabus. Selain kolong-kolong eks tambang timah lain yang harus dilakukan pengecekan lebih lanjut.

“Kita telah memetakan peta potensi lokasi untuk  restorasi yang nanti akan kita sampaikan kepada investor yang berminat. Dan beberapa daerah lain masih dalam tahap penelitian,” terang Gubernur Erzaldi.

Bang ER, sapaan akrab gubernur, mempersilakan pihak konsultan yang telah ditunjuk untuk melanjutkan gerakan yang telah dimulai. Dan diharapkan komunikasi dengan pihak pemerintah provinsi tidak terputus sehingga jika nanti ada hambatan, bisa diselesaikan sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Kita harus kasih contoh terlebih dahulu, baru mereka (masyarakat) akan mencoba,” yakin Erzaldi.

Tim Konsultan Sudah Siap*

Pihak konsultan yang ditunjuk menegaskan mereka telah siap membantu mewujudkan keinginan Gubernur Erzaldi Rosman. Dan itu mereka buktikan dengan telah beberapa kali datang ke Bangka Belitung.

“Kita akan menyampaikan juga ke masyarakat bahwa kegiatan yang dimaksudkan ini, untuk memperbaiki kerusakan masa lalu terhadap komunitas alam dan manusia, dan diharpakan bermanfaat secara ekonomi. Kami akan beberapa kali pulang-pergi mengunjungi Bangka Belitung dengan tim sesuai kebutuhan. Intinya kami sudah siap,” kata Komisaris PT Alam Siak Lestari (ASL) Dicky Asmoro, yang didampingi Direktur R&D PT Agrapana Damayanti Indobiotek (Agrapanabio), Nico Wanandy, sebagai tim konsultan.

Jika rencana ini sudah mulai berjalan, maka akan ada tim tersendiri yang datang untuk memberikan bimbingan. Dan untuk tiga bulan ke depan, kata Nico dan Dicky, masih dalam proses maping daerah-daerah berpotensi.

“Selain itu, yang penting mencari masyarakat seperti komunitas, anak muda untuk bisa diajak bersama membangun,” katanya.

Karena nanti proses budidaya dan merawat kolam-kolam itu bisa digerakkan melalui BUMDes-BUMDes. Mereka bisa menjadi penyedia ikan melalui PT atau koperasi bersama yang dimiliki BUMDes. Akan banyak turunan usaha dari budidaya ikan gabus tersebut, mulai pengelolaan hasil ikan dari peternak-peternak, lalu proses laboratorium hingga produksi albumin dengan standar yang sesuai BPOM.

“Sehingga dengan adanya usaha bersama ini, menjadi wadah sustainable . Ini harus bergotong royong dari pemerintah dengan masyarakat, karena dari hulu ke hilir ini menjanjikan. Di Indonesia yang menerapkan ini dari hulu ke hilir belum ada. Jika hanya budidaya saja, atau produsen albumin saja cukup banyak di Pulau Jawa. Siak dan Sintang sudah bersiap untuk berjalan,” katanya, sambil menjelaskan teknis bahwa ikan gabus harus tumbuh dalam ekosistem yang seimbang, bersih dan baik seperti tanah dan kebersihan air harus terjaga. (babelprov/naf)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *