Ridho Firdausa
Program Studi S1 Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bangka Belitung
MEMBANGUN masa depan berkelanjutan di Bangka melalui sektor ekonomi biru pasca tambang timah adalah,langkah strategis yang sangat tepat ,seperti yang kita ketahui bahwa kebanyakan masyarakat bangka belitung sangat ngengantungkan hidupnya terhadap sektor pertambang timah (Ti) yang telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian lokal, akantetapi banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa ada ancaman besar akibat pertambangan yang secara serampangan dan brutal sehingga dapat mengakibatkan banyak kerusakan lingkungan dan pencemaran sungai,lahan kritis, pencemaran air dan hilangnya keaneka ragaman hayati akibat tambang.
Dengan cadangan timah yang semakin menipis,
Bangka belitung harus bertransformasi menuju model ekonomi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, di sinilah ekonomi biru muncul sebagai solusi inovatif yang mengedepankan pemanfaatan sumber daya laut secara bijak untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ekonomi biru memanfaatkan potensi wilayah perairan dan garis pantai Bangka yang luas lewat sektor perikanan tangkap dan budidaya, pengolahan hasil laut, pariwisata bahari, serta pengembangan energi terbarukan berbasis kelautan. Program-program nyata seperti Berikanesia Lestari yang menggabungkan konservasi, pemberdayaan masyarakat, dan inovasi pengolahan limbah ikan telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus menjaga ekosistem laut. Strategi ini mengedepankan efisiensi penggunaan sumber daya, minimisasi limbah, teknologi ramah lingkungan, serta dampak sosial yang positif dan luas.
Transformasi ekonomi Bangka dari ekstraktif ke inovatif tak hanya mengurangi ketergantungan pada tambang timah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Diversifikasi sektor ekonomi—mencakup pertanian, perikanan, pariwisata, dan ekonomi kreatif yang didukung oleh pelatihan dan akses pasar—merupakan kunci untuk menjamin ketahanan ekonomi daerah. Dalam masa transisi ini, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan sektor swasta sangat penting untuk mempercepat pembangunan ekonomi biru sehingga Bangka dapat melewati era pasca-timah dengan masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi seluruh warganya.
Terakhir, pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik tambang illegal harus ditingkatkan agar sumber daya alam tidak terus dikeruk tanpa kontrol, yang merugikan masa depan Bangka. Dengan pendekatan kebijakan terpadu yang menggabungkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, Bangka dapat menjalani masa transisi pasca tambang timah dengan lebih berdaya dan berkelanjutan. (*)






