PANGKALPINANG, Babelsatu.com – Dari sebuah gang buntu di Jalan Fatmawati, Kampak Tua Tunu Indah, Pangkalpinang, aroma jagung manis yang digoreng gurih menjadi penanda kisah inspiratif seorang perempuan tangguh bernama Asriyani (46). Ia adalah sosok di balik suksesnya produk Keripik Jagung Asri, camilan sehat dan renyah yang kini mulai dikenal hingga ke luar daerah.
Usaha ini bermula pada tahun 2018, ketika Asri mencoba mengolah jagung manis menjadi camilan keluarga yang berbeda. Dari sekadar ide sederhana, kini produk “Keripik Jagung Asri” telah berkembang menjadi salah satu produk unggulan UMKM Bangka Belitung.
“Awalnya saya ditantang untuk menciptakan makanan keluarga yang sejahtera dengan bahan dasar jagung. Biasanya jagung cuma direbus, saya coba pipil, geprek, dijemur, lalu digoreng dan diberi bumbu. Ternyata hasilnya enak dan gurih,” kenang Asri sambil tersenyum.
Namun perjalanan usahanya tidak selalu mulus. Saat pandemi COVID-19 melanda, produksi terhenti total. Asri mengaku masa itu menjadi periode paling berat dalam perjalanan usahanya.
“Waktu pandemi itu kami benar-benar berhenti produksi. Tidak bisa jualan, tidak bisa kirim barang, semuanya anjlok,” tuturnya.
Meski sempat terpuruk, semangat Asri tidak padam. Ia kembali bangkit setelah bergabung menjadi mitra binaan PT TIMAH Tbk. Dukungan dana bergulir, pelatihan, serta kesempatan mengikuti pameran dan bazar UMKM menjadi titik balik kebangkitannya.
“Alhamdulillah setelah jadi mitra binaan PT TIMAH Tbk, usaha saya mulai hidup lagi. Ada bantuan modal, alat produksi, bahkan diajak ikut pameran ke luar kota. Dari situ produk saya makin dikenal,” ujar Asri penuh rasa syukur.
Kini, kapasitas produksinya meningkat pesat. Dari yang semula hanya mampu mengolah 1–2 kilogram jagung per hari, kini Asri bisa memproduksi hingga 50 kilogram setiap hari. Bahkan saat musim Lebaran, permintaan bisa melonjak hingga 700 kilogram.
“Dulu cuma bisa produksi sedikit, tapi sekarang Alhamdulillah sudah bisa memenuhi permintaan lebih banyak. Jadi harus siap stok lebih banyak juga,” katanya.
Selain menjual langsung, Asri juga menggandeng sejumlah reseller untuk memperluas jangkauan pasar. Ia aktif mengikuti bazar UMKM dan memanfaatkan media sosial untuk promosi.
Produk “Keripik Jagung Asri” hadir dengan berbagai kemasan mulai dari 25 gram, 100 gram, hingga 10 kilogram dan kini telah tersedia di toko oleh-oleh ternama di Bangka Belitung.
Bagi Asri, menjadi mitra binaan PT TIMAH Tbk bukan sekadar soal bantuan modal, tapi juga kesempatan belajar dan mengembangkan usaha melalui program pelatihan dan membantu promosi prpduknya.
“Banyak manfaat yang saya rasakan setelah menjadi mitra binaan PT TIMAH Tbk, terima kasih PT Timah saya diajak pameran ke luar kota, mengikuti bazar- bazar UMKM sehingga produk saya semakin banyak dikenal orang, juga dapat bantuan alat produksi, Allhamdullilah diberikan pelatihan juga untuk pengembangan dan keberlanjutan usaha,” ungkapnya.
Semangat Asriyani menjadi bukti bahwa keberhasilan tidak lahir dari kemudahan, melainkan dari ketekunan dan dukungan yang tepat. Dari gang kecil di Tua Tunu, ia membuktikan bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari dapur sederhana, dan dengan kolaborasi bersama PT TIMAH Tbk, cita-cita itu kini semakin mengembang harum seperti aroma keripik jagung buatannya. (timah.com/adv)






