BANGKA SELATAN, Babelsatu.com – Apresiasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Bangka Selatan kepada pihak BPS (Badan Pusat Statistik) atas terlaksananya Focus Group Discussion (FGD) Statistik Kematian Maternal dan Fertilitas Remaja di Bangka Selatan.
Acara tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Bappelitbangda Kabupaten Bangka Selatan, dan turut hadir empat orang Tim dari Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, pada Rabu (21/11/2024).
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) BPS Bangka Selatan, Imam Hidayat, yang hadir sekaligus memberikan sambutan pembukaan FGD yang mewakili Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Selatan menyampaikan, FGD ini di nilai sangat penting karena ini merupakan rangkaian dari persiapan pelaksanaan kegiatan Survei Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2025.
“FGD ini juga merupakan rangkaian dari persiapan pelaksanaan kegiatan Survei Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2025 nanti. Kita berharap kegiatan SUPAS akan berjalan lancar dan menghasilkan data yang menjadi bahan perumusan kebijakan pembangunan daerah,” tutur Imam.
Oleh karena itu, Kepala Bappelitbangda, Ir. Herman, SP., M.Eng. menyampaikan apresiasi atas terlaksananya Focus Group Discussion. Menurutnya, apa yang dipaparkan dalam kegiatan tersebut, seperti pengumpulan data yang dilakukan BPS Bangka Selatan merupakan indikator yang digunakan untuk pengukuran RPJMN 2024-2029 dan juga SDGs.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada pihak BPS atas terlaksananya FGD hari ini. Sebagaimana tadi dipaparkan, tujuan FGD ini adalah melakukan penajaman terhadap proses pengumpulan data yang dilakukan oleh BPS seperti indikator kematian internal dan fertilitas remaja. Indiktor ini merupakan indikator yang digunakan untuk pengukuran RPJMN 2024-2029 dan juga SDGs,” ungkapnya.
“Bangka Selatan sendiri dipilih sebagai wilayah sampel untuk dilakukan pencermatan secara lebih dalam. Selain dari BPS, hadir juga dari Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, Kantor Kemenag, beberapa kecamatan dan juga pihak desa. Isu pernikahan usia dini di Bangka selatan merupakan salah satu akar dari beberapa masalah. Masalah tersebut antara lain gizi buruk, stunting, kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi,” tambah Herman.
Lebih lanjut, Kepala Bappelitbangda Bangka Selatan, Ir. Herman, SP., M.Eng. menuturkan, berdasarkan data informasi angka kelahiran total Bangka Selatan saat ini mencapai 2,15 sedangkan angka kelahiran menurut umur sebesar 32,4. Herman juga mengatakan pada kesempatan tersebut dilakukan diskusi terkait program dan kegiatan yang akan dijalankan dari masing-masing pihak.
“Indikator Total Fertility Rate (TFR) Bangka Selatan sendiri saat ini sebesar 2,15 sedangkan ASFR atau angka kelahiran remaja sebesar 32,4. Kesempatan tadi juga Kita lakukan diskusi terkait intervensi program dan kegiatan yang dilakukan oleh masing masing stakeholder,” tutur Kepala Bappelitbangda Bangka Selatan.
Herman berharap dengan adanya kegiatan ini menjadikan komitmen semua pihak untuk berperan aktif dan menguatkan mengatasi persoalan kematian maternal dan fertilitas remaja di Bangka Selatan.
“Intervensi tersebut seperti peningkatan dan pemerataan cakupan layanan kesehatan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang layanan kesehatan, advokasi dan sosialisasi kepada remaja serta peningkatan kualitas pengelolaan data. Kita berharap agar kegiatan ini terus menguatkan komitmen semua stakeholder terkait untuk berperan aktif mengatasi persoalan kematian maternal dan fertilitas remaja di Bangka Selatan.” Pungkasnya. (nov)