PANGKALPINANG, Babelsatu.com – Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Air Mawar, Kecamatan Bukit Intan, Kota Pangkalpinang mulai menyoroti lambannya Proyek pekerjaan pembangunan jembatan Air Kujut yang di kerjakan oleh CV. Ghuno Dhio sejak Juli 2023 lalu.
Proyek ini sebelumnya ramai diberitakan oleh media online di Bangka Belitung lantaran sudah selama 3 bulan, namun hasil pekerjaan belum terlihat signifikan dan hanya melakukan pengerukan tanah dan perakitan besi cor saja.
Mendengar pekerjaan yang terkesan lambat tersebut, Ketua LPM Air Mawar, Firdaus turut memantau lokasi Proyek, mengingat pembangunan jembatan tersebut sangat berpengaruh dengan aktifitas warga Pangkalpinang termasuk warga kelurahan Air Mawar.
Menurut Firdaus, sesuai apa yang disampaikan para pekerja proyek jembatan ini ada kemungkinan tidak akan selesai tepat waktu yaitu pada Desember 2023 ini. Apalagi dengan jumlah tenaga kerja yang hanya sekitar 6 sampai 7 orang saja sesuai pengakuan para pekerja di lapangan.
Firdaus mengatakan, sebagai Ketua LPM tentunya turut memperhatikan pembangunan jembatan yang berlokasi di wilayahnya, karena jembatan ini sangat membantu aktifitas warga Pangkalpinang, apabila tidak selesai tentunya akan mengganggu aktifitas warga karena fungsi jembatan yang bertujuan untuk menghubung jalan tersebut tidak bisa dilalui.
Untuk itu lanjutnya, ia meminta pihak Pemkot Pangkalpinang sebagai pemilik pekerjaan agar segera memantau dan memberi peringatan kepada Penyedia Jasa jangan sampai proyek pekerjaan jembtan ini nantinya tidak selesai.
Sementara Kepala Dinas PUPR Kota Pangkalpinang, Agus saat ditemui, Selasa (17/10/2023) cukup optimis kalau penyedia jasa bisa melaksanakan proyek pekerjaan tersebut tepat waktu. Ia menegaskan apabila terjadi keterlambatan hal tersebut merupakan resiko dari kontraktor karena akan dikenakan denda yang dihitung perhari.
“Kalau terlambat itu resiko kontraktor, tentunya akan dikenakan denda dan dihitung perhari, sesuai nilai kotrak proyek maka dendanya cukup besar,” kata Agus kepada mediaini.
Agus juga mengakui jika pihak kontraktor sebagai penyedia jasa sudah mengambil uang muka sebesar 30 persen dari nilai proyek. (naf)