TOBOALI, Babelsatu.com – Perlu langkah kongkret dalam mencegah dan menuntaskan persoalan stunting yang terjadi di kabupaten Bangka Selatan sebagai bentuk penakaran resiko yang harus di lakukan pemerintah daerah kabupaten Bangka Selatan agar anak-anak di Bangka Selatan mengalami tumbuh kembang yang baik, sehat dan cerdas.
Menyimak sambutan presiden RI, Ir. Joko Widodo di kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah, 14 Juni 2023.
Presiden RI, Joko Widodo menegaskan dalam penggunaan anggaran APBN maupun APBD harus tepat, benar, kongkret, dan langsung agar produktif.
Salah satunya yang menjadi sorotan Jokowi ialah anggaran penanganan stunting, dari anggaran yang dialokasikan APBD Rp. 10 miliar hanya Rp. 2 miliar yang betul-betul digunakan untuk penanganan stunting sisanya digunakan untuk perjalanan dinas, dan rapat yang menurutnya tidak tepat.
Jokowi menginginkan agar anggaran penanganan stunting lebih digunakan untuk kebutuhan pokok, seperti telur, susu, ikan, daging yang dapat langsung diberikan kepada yang stunting langkah itu menurutnya sebagai langkah kongkret.
Dirinya juga meminta kepada seluruh daerah jangan mengabaikan rekomendasi yang diberikan dari BPKP atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr. Agus Pranawa, membeberkan hasil kerja audit kasus stunting di setiap kecamatan di Kabupaten Bangka Selatan, pada kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting yang digelar di Ruang Pertemuan Gunung Namak Sekretariat Daerah Kab. Bangka Selatan Senin 19 Juni lalu.
Berikut ini hasil dari kerja audit yang disampaikan oleh Kepala DKPPKB Kabupaten Bangka Selatan pada kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting yang digelar di Ruang Pertemuan Gunung Namak Sekretariat Daerah Bangka Selatan Senin 19 Juni lalu.
-Kecamatan Toboali, Catin 1, Ibu Hamil 11, Ibu Nifas 7, Baduta 48, Balita 1.
-Kecamatan Payung, Ibu Hamil 7, Baduta 3, Balita 2.
-Kecamatan Simpang Rimba, Catin 2, Baduta 15, Balita 2.
-Kecamatan Airgegas, Catin 3, Ibu Hamil 2, Baduta 13.
-Kecamatan Tukak Sadai, Baduta 7, Balita 3.
-Kecamatan Pulau Besar, Ibu Hamil 2, Ibu Nifas 11, Baduta 3.
-Kecamatan Kepulauan Pongok, Baduta 11, Balita 2.
-Kecamatan Lepar, Baduta 3, Balita 1.
Dari hasil kerja audit kasus stunting tercatat 160 kasus yang beresiko gizi buruk dan yang terkena gizi buruk atau stunting.
Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, dr. Agus Pranawa, membeberkan sejumlah persoalan stunting yang terjadi di Bangka Selatan, Selasa (25/7/2023).
Dirinya membenarkan Kabupaten Bangka Selatan dengan kasus stunting yang mengkhawatirkan ini menjadi yang tertinggi di antara kabupaten lainnya di Bangka Belitung.
“Iya, memang kita paling tinggi dari prevalensi nya kalau dari SSGI 23 persen, target nasional kita 14 persen jadi memang perlu effort yang lebih untuk menurunkan angka stunting ini diangka 14 persen untuk di tahun 2024,” tuturnya, Selasa (25/7/2023).
Melatarbelakangi persoalan stunting yang terjadi di Kabupaten Bangka Selatan dirinya tak menampik pola asuh dan lingkungan menjadi penyebab meskipun ada faktor lainnya.
“Bener, salah satu penyebabnya adalah pola asuh dan lingkungan, meskipun ada faktor yang lain misalkan dari kesehatan remajanya, remaja puteri nya yang mungkin waktu dia masih remaja gizinya kurang, tablet zat besinya kurang, pernikahan usia dini, bapak ibunya merokok sangat juga berpengaruh,” kata dr. Agus, Selasa (25/7/2023).
Terkait anggaran untuk penanganan stunting dirinya pun mengatakan ada beberapa OPD yang juga memiliki terkait penanganan stunting, bahkan dirinya juga mengatakan anggaran stunting juga ada tiap-tiap desa.
“Anggaran terkait stunting tidak hanya di Dinas Kesehatan saja sebenarnya, ada beberapa OPD yang terkait dengan masalah stunting ini dan anggaran stunting juga ada di APBDes, di desa acara posyandu itu mereka ada sendiri untuk penanganan stunting,” katanya kepada Babelsatu.com di ruang kerjanya.(nov)