“Alhamdulillah, pengembangan perkebunan nanas di lahan bekas tambang ini berhasil dalam meningkatkan ekonomi petani,” kata Kepala Bidang Komunikasi Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Kamis.
Ketua Kelompok Tani Air Jelutung Suhari mengatakan pengembangan nanas di lahan bekas tambang dilakukan dalam dua tahapan. Pada tahap pertama mereka menggunakan laha bekas tambang dengan menutup kolong dengan tanah baru, namun hasilnya belum maksimal.
Pada tahap kedua, kelompok tani menanam langsung mengikuti struktur tanah, dan hasilnya lebih baik, sehingga dapat meningkatkan perekonomian anggota kelompok tani tersebut.
“Pada tahap satu telah berbuah tapi ada yang tidak terlalu besar buahnya, tapi tahap kedua ini lumayan besar-besar,” kata Suhari.
Menurut dia dalam meningkatkan panen nanas, petani selalu rutin melakukan pemupukan nanas itu yaitu tiga kali dalam satu tahun. Maka pada tahap selanjutnya mereka akan menamam nanas itu dengan mengikuti struktur tanah sehingga hanya membersihkan rumput saja.
“Jadi selain kebun nanas, bekas kolong itu juga kita isi ikan nila sehingga bisa bernilai ekonomi nanti,” bebernya.
Ia menyebutkan sebelum Ramadhan tahun ini, petani telah memanen buah nanas tersebut. Total siap panen sekitar 7.500 buah dan itu tidak serentak, karena dilakukan secara alami untuk mempertahankan ciri khas rasa nanas daerah ini.
“Hasil panen nanas ini akan dipasarkan di Tanjungpandan, bahkan mereka harus menolak beberapa pesanan karena khawatir persediaan yang ada tidak dapat memenuhi permintaan konsumen,” katanya. (pt.timah/naf)