Pangkalpinang, Babelsatu.com– Kesabaran Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman terhadap PT Timah Tbk sudah benar-benar habis.
Bagaimana tidak, PT Timah yang sejatinya mendukung Pemprov Babel di bawah kepemimpinan Erzaldi untuk bertransformasi dari pertambangan ke pariwisata tidak sepenuhnya didukung perusahaan pelat merah ini.
Usulan penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Gunung dan Sungailiat yang telah dirundingkan sudah sejak 2017 lalu hingga kini masih mandek. Biang keroknya karena belum ada kepastian batas yang jelas antara pengusul KEK dengan PT Timah.
PT Timah bahkan secara gamblang membeberkan pihaknya keberatan terhadap aturan yang mengharuskan penghentian aktivitas pertambangan jika kawasan KEK ini disetujui.
Gubernur Erzaldi dalam rapat virtual pembahasan usulan pembentukan KEK Tanjung Gunung dan Sungailiat, Rabu (3/1/21), di ruang kerjanya menegaskan sebagai pimpinan paling tinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dia siap menarik Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari PT Timah jika masih keberatan untuk berkerjasama yang membuat pemerintah pusat bosan menunggu dan akhirnya mereka membatalkan kawasan KEK di Babel.
Menurut Erzaldi, antara pengusul yaitu PT Pan Semujur Makmur dan PT Pantai Timur Sungailiat telah membuat perjanjian dengan PT Timah terkait pembangunan KEK ini.
Namun, pemerintah pusat masih ingin memastikan bahwa setelah diputuskan sebagai KEK, benarkah PT Timah tidak lagi menjalankan aktivitas pertambangan di sekitar daerah KEK.
Dewan Nasional KEK pun telah menjelaskan kementerian telah sepakat dan mendukung visi gubernur untuk melakukan transformasi ekonomi.
“Hanya waktu itu catatannya tolong dipastikan bahwa lahan yang masuk KEK itu tidak ditambang lagi. Maka diminta membuat perjanjian dengan PT Timah,” ungkapnya.
Erzaldi berharap pemerintah pusat harus segera turun tangan dan tegas dalam mengatasi hal ini. Dia menyatakan bahwa kunci dari disetujui atau tidaknya KEK ini adalah harus ada kepastian dari batas yang jelas antara pengusul dan PT Timah.
“Di bawah pengawasan saya, ekonomi di Babel akan bertransformasi dari yang semula fokus ke pertambangan menuju ke pariwisata. Karena kalau kita terlambat, duluan rusak alam kita, nanti membangun pariwisatanya akan lebih berat,” ungkapnya.
Dalam pertemuan virtual itu, PT Timah Tbk menyatakan sikap keberatan terhadap aturan yang mengharuskan penghentian aktivitas pertambangan jika kawasan KEK ini disetujui.
Menurut pihaknya, antara KEK dan aktivitas pertambangan masih bisa dapat berjalan beriringan. (ril/SHL/Babelsatu)