TOBOALI, Babelsatu.com – Bertempat di Hotel Sewarna Manunggal Simpang Kepoh, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, kegiatan Sosialisasi dan Tindak Lanjut Program Produk Ekspor di Kawasan Transmigrasi Batu Betumpang dihadiri sebanyak 30 peserta dan menghadirkan pemateri yang berkompeten.
Kegiatan tersebut diagendakan hingga Jumat 17 Oktober mendatang. Pada hari pertama kegiatan, Rabu (15/10/2025) peserta mendapatkan materi dari Bambang Nurhadi sebagai pemateri.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bangka Selatan, H. Ade Hermawan, E.E.,M.M dan dari Kementerian Transmigrasi RI, Ir. Widarjanto, M.M yang menjabat sebagai Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Transmigrasi serta dari Universitas Padjadjaran yaitu drg. Erli Sarilita.,MSc.,PhD Direktur Pendidikan non Gelar Universitas Padjadjaran.
Seusai acara di hari pertama kegiatan Sosialisasi dan Tindak Lanjut Program Produk Ekspor di Kawasan Transmigrasi Batu Betumpang, Ade Hermawan, memberikan apresiasi ke pihak Kementerian Transmigrasi dan Universitas yang terlibat.
Melalui kegiatan tersebut, Ade Hermawan, Plt Kadis Disnakertrans Bangka Selatan mengatakan bahwa kegiatan transmigrasi sekarang bukan hanya memindahkan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, namun lebih ke peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat di kawasan transmigrasi itu sendiri.
“Bangka Selatan merupakan daerah yang banyak memiliki potensi-potensi yang ada, seperti yang dikatakan oleh pak Direktur, memang sekarangkan paradigma transmigrasi sekarang ini bukan untuk memindahkan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, tetapi sekarang bagaimana memberdayakan masyarakat yang ada di sana sehingga ekonominya meningkat.” Tutur Ade.
Ade bersyukur atas terlaksananya kegiatan tersebut. Pihaknya, khususnya lagi masyarakat di kawasan transmigrasi dapat terbantu dengan adanya kegiatan sosialisasi dan kehadiran dari para kawan-kawan dari universitas yang dilibatkan oleh Kementerian Transmigrasi dalam kegiatan tersebut.
“Untuk Bangka Selatan Alhamdulillah sekarang kawan-kawan dari Universitas yang di kirim dari Kementerian Transmigrasi ada Universitas Tri Sakti ada UI ada UGM ada UNPAD juga yang telah membantu mengidentifikasi seperti yang dikatakan pak Direktur ada beras unggulan Bangka Selatan.” Ucapnya.
Dikatakan Ade, selain menjadi sentra pangan Bangka Selatan juga menjadi daerah pengekspor lada putih ke Negara Prancis dan Jerman. Makanya menurut Ade perlu dorongan dan support agar terus terjadi peningkatan.
“Memang Bangka Selatan adalah sentra untuk pangan, sentra pangan Bangka Belitung adanya di Bangka Selatan, makanya betul kata pak Direktur itu harus kita dorong supaya lebih meningkat lagi dan Alhamdulillah juga lada putih kita sudah ekspor ada ekspor ke Prancis dan Jerman.
Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi peningkatan ekonomi masyarakat kedepannya. “Alhamdulillah makanya sekarang dengan adanya pelatihan ini mungkin bisa meningkat lagi untuk pendapatan masyarakat sehingga ada yang nanti bikin ekstrak dari lada putih atau lain sebagainya makanya acara sosialisasi ini dengan keilmuan narasumber sangat terbantu.” Ucap Ade.
Kepada peserta Ade Hermawan berharap peserta dapat memetik ilmu yang disampaikan oleh narasumber yang sangat kompeten di bidangnya. Ia juga mengucapkan apresiasi dan terimakasih atas semua pihak yang terlibat di dalam kegiatan tersebut.
“Kepada peserta saya berpesan agar dapat ambil ilmunya apa yang disampaikan oleh narasumber agar bisa bermanfaat nanti kita bisa mengimplementasikan di tempat kita karena narasumber-narasumbernya yang kompeten sangat mempuni. Saya sangat berterimakasih kepada pak Direktur dari Kementerian Transmigrasi dan UNPAD.” Ucapnya.
Saat ditemui seusai acara dihari pertama, Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Transmigrasi Ir. Widarjanto, M.M menyebutkan kegiatan tersebut merupakan transformasi transmigrasi dari Menteri Transmigrasi yang berfokus pada pembangunan kawasan transmigrasi dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami dari Kementerian Transmigrasi dengan kegiatan tranformasi transmigrasi ini diinisiasi oleh Bapak Menteri ingin merubah kawasan transmigrasi yang semulanya hanya perpindahan penduduk tapi berubah bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi pusat pusat pertumbuhan pusat pusat kawasan supaya menjadi supaya menjadi masyarakat itu berkembang dengan baik dan sejahtera, itu yang pertama.” Katanya.
“Kemudian yang kedua kegiatan ini adalah untuk mendorong produk-produk unggulan yang ada di kawasan transmigrasi atau Batu Betumpang seperti tadi ada beras ada lada putih kemudian sapi kemudian ada terasi ada yang lain juga seperti kelapa sawit dan karet kita dorong supaya bisa membantu memberikan nilai lebih kepada masyarakat transmigrasi untuk sejahtera, apapun nantinya bisa sampai ke produk ekspor.” Tambahnya.
Melalui kegiatan sosialisasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. “Jadi disini itu program sosialisasi untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dari kepala pusat di kawasan Batu Betumpang untuk bisa menjadi produk unggulan itu kualitas ekspor dan juga disini kita juga dibantu dari Universitas Padjadjaran bagaimana kegiatan sosialisasi ini berjalan dengan baik.” Imbuh Widarjanto.
Dirinya juga menjelaskan setidaknya ada 154 kawasan transmigrasi yang harus tumbuh menjadi pusat pertumbuhan baru. Oleh karena itu perlu dorongan agar masyarakat maupun pelaku usaha di kawasan transmigrasi dapat meningkatkan produk unggulan sehingga dapat diekspor.
“Tidak hanya di Bangka Selatan saja kita mempunyai 154 kawasan transmigrasi yang harus didorong untuk tumbuh bersama menjadi pusat pusat pertumbuhan baru ini salah satu cara dari Kementerian Transmigrasi untuk mendorong supaya pelaku usaha atau masyarakat di kawasan transmigrasi dapat tumbuh bersama untuk bersama-sama meningkatkan produk unggulan di kawasan transmigrasi menjadi produk produk ekspor. ” Bebernya.
Sementara, Direktur Pendidikan non Gelar Universitas Padjadjaran drg. Erli sarilita.,MSc.,PhD pihaknya merasa bangga atas kepercayaan yang diberikan oleh Kementrian Transmigrasi untuk dapat berperan dalam meningkatkan produk unggulan lada putih dari kabupaten Bangka Selatan khususnya dari kawasan transmigrasi Batu Betumpang agar unggul di pasar global.
“Kami sangat bangga sekali mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Transmigrasi untuk mengelola kegiatan sosialisasi ekspor khususnya untuk produk unggulan lada putih di kabupaten Bangka Selatan. Inii merupakan kesempatan luar biasa dimana UNPAD bisa berperan untuk membantu masyarakat UMKM di kabupaten Bangka Selatan khususnya meningkatkan daya saing mereka dalam rangka meningkatkan produk lada putih menjadi unggul di pasar global. Ucapnya
Erli menyemangati agar masyarakat tidak berpuas diri dengan cukup di ekspor saja namun dirinya berharap agar masyarakat dapat meningkatkan lagi hasil produksi yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Ia juga mengatakan pihaknya selalu siap untuk bersinergi dengan menurunkan par ahli dari Universitas Padjadjaran di berbagai bidang.
“Ekspor nya sudah, lalu kita tingkatkan lagi agar nanti di penghujung nya tentu saja kesejahteraan dari masyarakat UMKM penggiat lada putih tentu saja akan meningkat kesejahteraan ekonominya dan ini tentu saja mendukung program pemerintah yaitu Kementrian Transmigrasi. Kami siap untuk menurunkan, menerjunkan ahli-ahli kami yang ada di Universitas Padjadjaran dalam berbagai bidang tentu saja yang lain atau sinergi dengan meningkatkan daya saing lada putih di Batu Betumpang ini.” Katanya.
Menurut Erli secara kualitas lada putih Bangka Selatan tidak usah diragukan lagi, hal itu terbukti dengan adanya ekspor ke berbagai negara. Namun dirinya perlu menyampaikan agar masyarakat dapat berinovasi entah itu jenis produknya ataupun kuantitas produk. Oleh karena itu, menurutnya diperlukan intervensi baik dalam bidang produksi maupun pengemasan hingga pemasaran.
“Kualitas tentu saja kualitasnya sudah baik buktinya sudah banyak di ekspor kemana-mana namun kita terus harus berinovasi apakah tadi jenis produknya kita tingkatkan kualitasnya kita tingkatkan juga kuantitasnya kita tingkatkan jadi membutuhkan intervensi berbagai bidang tidak hanya bidang pertanian nya tapi mungkin bidang produksi dan pengemasan nya hingga marketing dan nanti dari sisi ekspor. Tutupnya. (nov)