Koba, Babelsatu.com– Hari ini adalah hari jadi Kota Koba, Ibu Kota Kabupaten Bangka Tengah (Bateng). Lantas, seperti apa sejarah awal mula berdirinya Kota Koba?
Setiap tanggal 1 Agustus diperingati sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Koba, Bangka Tengah. Tepat hari ini, Kamis (1/8/2024), Kota Koba merayakan hari jadinya yang ke-170 tahun.
Penetapan hari jadi Kota Koba pada tanggal 1 Agustus merupakan sebuah ketetapan yang sudah dikukuhkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bangka Tengah Nomor 05 tahun 2007 tentang penetapan hari jadi Kota Koba, sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat (1) peraturan daerah tersebut, maka ditetapkan hari jadi Kota Koba pada tanggal 01 agustus 1854.
Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Batianus S.E., M.M dalam pidato pengantarnya saat Rapat Paripurna Istimewa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangka Tengah dalam rangka peringatan HUT ke-170 Kota Koba menyinggung tentang asal mula munculnya nama Koba.
Menurut Aduk-sapaan akrab Batianus- setidaknya terdapat dua versi asal- usul penggunaan kata Koba ini.
“Versi pertama bahwa Kota Koba berasal dari sebuah kapal cina yang berlabuh di Sungai Berok. Kapal cina yang disebut wangkang ini dinamai kobe yang tenggelam di seputaran Sungai Berok, lama kelamaan berubah dialek menjadi Kampung Koba. Sedangkan versi kedua menyatakan bahwa Kota Koba berasal dari nama pohon asam yang tumbuh besar dan banyak terdapat di kampung ini dengan rasa khasnya, maka kampung ini disebut dengan kampung Koba,” kata Aduk, Kamis pagi.
Menurut politisi Beringin ini, setelah melalui proses pengkajian dan penelitian yang panjang dan mendalam, maka Kota Koba ditetapkan berdiri pada tanggal 01 agustus 1854.
“Momentum ini dapat kita jadikan sebagai momentum bersejarah, mudah-mudahan Kota Koba sebagai ibukota Kabupaten Bangka Tengah dapat berkembang dengan baik di berbagai sektor baik sektor ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan,” ujar dia.
Dia berharap momentum peringatan hari jadi Kota Koba tahun ini tidak semata kegatan seremonial belaka, tetapi lebih dari itu, hendaklah dijadikan momentum strategis untuk melakukan kilas balik terhadap pembangunan yang telah dilakukan, melihat laju pembangunan yang tengah berjalan dan merencanakan peningkatan pembangunan pada masa yang akan datang. (SHL)