TOBOALI, Babelsatu.com – Puluhan peserta tampak antusias mengikuti workshop kepenulisan yang menghadirkan narasumber Sutradara Film Hayya Jastis Arimba, Kamis (2/5/2024).
Workshop yang digelar Serumpun Inspirasi Babel dan PWI Basel dibuka oleh Bupati Basel melalui Kadinsos, Sumindar di Aula Bawaslu Bangka Selatan. Selain Jastis Arimba, hadir juga pemeran Film Hayya, Amna Syahab yang ikut berkenalan pada workshop tersebut.
Kehadiran Amna dipandu MC Bunga membuat suasana workshop kian meriah. Antusias para peserta ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan ke Jastis Arimba, yang juga merupakan mantan jurnalis Metro TV ini.
Salah satunya pertanyaan Koko Toni, penulis Bangka Selatan yang telah menerbitkan tiga buku ini.
Bahkan saat ini, naskah novel terakhir Toni diterima penerbit Gramedia untuk dibukukan.
“Bagaimana novel-novel saya agar bisa dilamar,” tanya Koko Toni disambut riuh tepuk tangan. Jastis menjelaskan salah satu alasan produser tertarik untuk mengangkat novel menjadi film karena novelnya sudah best seller.
“Bagaimana menulis novel menjadi best seller, tentu tulisannya harus berbeda dengan novel biasanya,” jelas pemenang Eagle Award ini.
Jastis menceritakan bagaimana dirinya terjun menjadi seorang sutradara hingga telah menyutradarai 6 film layar lebar dan ratusan film dokumenter.
“Penulis harus banyak membaca dan sutradara harus banyak menonton sehingga tahu bagaimana mengambil sisi menarik dalam sebuah karya,” sambungnya.
Ia juga menyebutkan latar belakang menggarap Film 212, The Power of Love karena ada sesuatu hal menarik yang harus diungkap melalui film ini.
“Saya melihat sisi yang berbeda dari aksi 212 itu sehingga saya garap menjadi sebuah film,” tambah Jastis.
Begitu juga dengan film dokumenter Kepala Sekolahku Pemulung. “Film dokumenter itu bukan objektivitas tetapi subjektivitas. Tidak harus ada perimbangan seperti karya jurnalistik. Film ini menceritakan seorang kepala sekolah yang juga menyambi sebagai pemulung,” jelasnya.
“Di sisi lain anggaran pendidikan kita 20 persen dari APBN, saya melihatnya secara subyektif dan tidak perlu dijawab pemerintah melalui film ini. Biarkanlah Kementrian Pendidikannya menjawab melalui media yang berbeda,” tambahnya lagi.
Founder Serumpun Inspirasi Babel, Endra Gunawan mengatakan ada inspirasi baru yang muncul setelah menonton salah satu karya Jastis Arimba. Seperti Film Hayya yang akan mampu mengetuk hati penontonya untuk ikut bersama berjuang bersama rakyat Palestina.
“Mengapa ada infaq terbaik karena ini sebagian akan disalurkan kepada saudara kita di Palestina,” kata Endra yang juga sebagai Manajer Kasih Palestina Babel ini.
Menurutnya, momen ini adalah permulaan yang baik untuk mengembangkan literasi di Bangka Selatan.
“Nanti coba kita rencanakan untuk menggelar seminar public speaking bersama PWI Basel dengan menghadirkan pembicara nasional,” imbuh Een.
Kepala Dinas Sosial Basel, Sumindar yang mewakili bupati mengapresiasi workshop kepenulisan yang digelar Serumpun Inspirasi dan PWI Basel. Pria yang biasa disapa Cak Min ini mengajak seluruh peserta untuk terus mengembangkan gerakan literasi di Bangka Selatan.
“Kami mengapresiasi kegiatan Serumpun Inspirasi Babel dan PWI Basel yang mendukung gerakan literasi di Basel, dengan literasi akan menciptakan SDM yang bekualitas,” tutup sumindar yang biasa disapa Cak Min. (nov)