RIAS, Babelsatu.com – Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 hijriah, ribuan umat Muslim di Desa Rias menggelar pawai obor pada Minggu, 10 Maret 2024 malam. Pawai obor itu di ikuti ribuan masyarakat Desa Rias.
Usai shalat magrib warga berbondong-bondong mendatangi area titik kumpul di halaman Masjid Al Muhajirin 2 dusun SPB di Jalan Desa Rias, Kecamatan Toboali Bangka Selatan.
Selama berlangsungnya kegiatan, terlihat api obor mengular menerangi sepanjang jalan ruas Jalan Kelurahan Desa Rias. Peserta dengan penuh semangat membawa obor melangkah menerangi mengikuti rute yang telah ditentukan.
Selain tokoh agama, peserta pawai obor juga diikuti pemuda hingga anak-anak. Lantunan sholawat dan doa tak henti-hentinya peserta lantunkan seakan terpancar kegembiraan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 Hijiriah.
Ketua pelaksana sefal mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan upaya untuk membangkitkan semangat keagamaan dan kebersamaan di tengah masyarakat.
“Mudah-mudahan ibadah puasa tahun ini dapat berjalan dengan tenang, nyaman, dan khusyuk, sehingga memperoleh ketakwaan pada Hari Raya Idul Fitri mendatang. Semangat keagamaan dan kerukunan terus dijaga melalui kegiatan-kegiatan positif seperti pawai obor ini,” katanya.
Tak hanya itu, panitia penyelenggara pawai obor juga menyediakan dorprize untuk peserta pawai dengan kategori obor yang unik.
Rezi, salah satu anak yang mengikuti pawai obor mengaku senang dapat mengikuti kegiatan tersebut. ditambah lagi dirinya berhasil mendapatkan hadiah pada kegiatan tersebut
“Senang lah, soalnya baru pertama kali saya ikut langsung dapat hadiah. Ada juga kawan-kawan lain, jadi seru,” kata rezi.
Begitu pula dengan Apriyani, salah satu peserta pawai mengaku senang mengikuti kegiatan pawai obor ini. Menurutnya, momen ini merupakan kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh dirinya dalam menyambut datangnya Ramadhan.
“Datang ke sini untuk melihat dan mengikuti pawai obor dalam menyambut Ramadhan. Kita senang, karena masyarakat masih antusias mengikuti kegiatan pawai obor ini. Meski harus berjalan jauh sampai menyusuri kampung, tetap harus semangat karena ini gelaran setahun sekali,” pungkasnya. (nov)