JAKARTA, Babelsatu.com – Panitia khusus (pansus) DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial mengunjungi Panti Sosial Bina Karya Harapan Jaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Selasa (28/11/23).
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali infomasi, masukan dan menyerap aspirasi dari berbagai pihak, guna kepentingan penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang Penyelengaraan Kesejahteraan Sosial yang merupakan inisiatif dari Dinas Sosial dan Biro Kesra Sekretariat Daerah Provinsi Kep. Babel.
Kunjungan pansus DPRD ini juga turut mengikutsertakan Ketua DPRD Provinsi kep. Babel Herman Suhadi, Wakil Ketua DPRD Heryawandi, Ketua Pansus Marsidi Satar, Wakil Ketua Pansus Edy Junaidi Foe, Anggota Pansus Matzan, Ariyanto dan Ringgit Kecubung.
Dikatakan Marsidi keberadaan sebuah panti rehabilitasi memiliki peranan penting dalam memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat miskin juga standar penerapan pelayanan minimal urusan sosial.
“Paling tidak kehadiran panti ini bisa membuat orang miskin menjadi berbahagia,” ujarnya.
Karena menurutnya sudah menjadi kewajiban negara untuk hadir bagi rakyat miskin sesuai dengan Undang-Undang guna memberikan kesejahteraan bagi masyarakat miskin. Dan tentunya tidak ada satu orang manusiapun yang ingin hidup dalam kemiskinan.
“Lahir miskin memang takdir, tetapi mati dalam keaadan miskin itu pilihan,” ucapnya.
Dan yang terpenting bagaimana pemerintah bisa menjadikan Warga Binaan (WBS) ini menjadi pribadi yang survive dalam kehidupannya di tengah-tengah masyarakat. Tentu ada program-program kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah DKI melalui panti rehabilitasi agar WBS ini dapat hidup mandiri.
“Program ataupun pelatihan seperti inilah yang perlu kami tiru untuk dilakukan di daerah kami,” harapnya.
Menanggapi hal tersebut Kepala UPT Panti Rehabilitasi Sosial Bina Karya Harapan Jaya Sri Utama, mengatakan bahwa panti yang dikelolanya saat ini memiliki tanggung jawab penting tidak hanya sebatas memberikan penghidupan yang layak tetapi juga memberikan edukasi kepada WBS agar dapat hidup berdaya.
“Kita ingin memberdayakan mereka untuk menuju kehidupan yang layak, normatif dan manusia atau paling tidak bahagia,” ucapnya.
Beberapa program kegiatan yang dilakukan oleh Panti sendiri adalah bimbingan fisik, mental, spritual dan sosial bagi 150 WBS yang ada saat ini.
“Kita mulai dari berternak lele, budidaya magot, perkebunan sayur-sayuran, pelatihan las dan hasta karya,” ungkapnya
Dijelaskannya bahwa program kegiatan yang dilakukan oleh panti juga turut mengikutsertakan beberapa stakebholder diantaranya puskesmas, dukcapil, balai latihan kerja juga universitas yang ada di DKI Jakarta.
“Sepertinya halnya untuk budidaya lele dan magot kita berkolaborasi dengan universitas Trisakti. Untuk bibit, kolam serta pelatihannya semua dari trisakti, dan ini rutin setiap 6 bulan sekali mereka datang untuk servei perkembangan budidaya tersebut,” jelasnya. (adv/naf)