TOBOALI, Babelsatu.com – Dalam rangka memeriahkan masa berakhirnya musim kemarau, Bangka Selatan Nusantara (BSN) gelar festival lomba layang-layang di persawahan desa rias, kamis (9/112023).
Antusias peserta di hari pertama pembukaan lomba festival layang-layang nampak jelas terlihat dari peserta yang memadati area persawahan desa rias.
Adapun peserta yang mengikuti festival lomba layang-layang tak hanya diikuti dari warga desa rias saja, namun juga diikuti peserta dari luar desa.
Mengingat banyaknya jumlah peserta yang mendaftar pada acara perlombaan festival layang-layang yang selenggarakan oleh BSN maka, acara lomba akan di gelar selama empat hari kedepan.
Untuk mengikuti lomba tersebut, para peserta wajib membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 25.000 dan
diperkirakan akan di ikuti ratusan peserta yang akan ikut meramaikan Festival Layang-layang tersebut.
“Untuk para peserta yang akan mengikuti lomba ini diperkirakan mencapai kurang lebih 300 peserta.” ujar Sutar salah satu panitia penyelenggara perlombaan tersebut, kamis (9/112023).
Salah satu hal menarik dari festival ini adalah tidak adanya batasan usia untuk peserta. Hal itu bertujuan agar memberikan kesempatan kepada anak-anak maupun orang dewasa untuk terus melestarikan permainan tradisional yang tentunya juga memiliki nilai seni.
Kompetisi layang-layang ini menghadirkan tantangan yang seru. Peserta harus mengontrol layang-layang mereka dengan tali sepanjang 100 meter, kemudian menerbangkannya hingga stabil, lalu lepas tangan, kemudian penilaian akan dilihat dari segi tegak mayung untuk mendapatkan hadiah utama.
Lebih dari sekadar hiburan, festival ini juga mengandung pesan yang filosofis. Menurut Kepala Dusun SPA, Edi Supriyatna, tujuan utamanya adalah mendorong masyarakat maupun pecinta layang-layang di desa rias maupun dari luar desa untuk memiliki cita-cita yang tinggi dan memcintai desa mereka, sembari bernostalgia dengan masa kecil mereka di kampung halaman mereka.
Menurutnya, lomba layang-layang di desa rias cukup memuaskan baik dari segi acara, panitia, hingga hadiahnya dan biaya pendaftaran lombanya yang terbilang relative standar. Sedangkan di desa rias sendiri peminat layang-layang cukup besar.(nov)