BANGKA SELATAN, Babelsatu.com – Terasi bangka memang sudah terkenal di Indonesia, selain memiliki cita rasa yang khas dan terbuat dari bahan baku udang rebon yang berkualitas. Tak heran jika bisnis terasi ini cukup menggiurkan, seperti yang dilakoni mitra binaan PT Timah Tbk Anyun.
Anyun telah memulai usaha pembuatan terasi rumahan sejak tahun 1984, warga Jalan Suhailitoha Air Aceng (Gang.baper) Toboali Bangka Selatan ini mengatakan usaha membuat terasi ini telah dijalankan secara turun menurun di keluarga mereka.
Wanita berusia 61 tahun ini, hingga kini masih membuat terasi. Produk terasi mitra binaan PT Timah Tbk ini memiliki brand ‘ANYUN’ ini sudah dikenal masyarakat. Bahkan masyarakat datang sendiri ke rumahnya untuk membeli terasi.
“Dulu saya dibantu suami membuat terasi, kami jadi mitra binaan PT Timah Tbk suami saya bisa beli kapal dan peralatan untuk mencari udang bahan baku terasi. Tapi beberapa tahun ini suami saya meninggal. Saya dibantu anak tetap menjalanakan usaha ini.” katanya.
Kata dia, dengan menjadi mitra binaan PT Timah Tbk usaha terasinya semakin dikenal. Bahkan, mereka sempat kewalahan melayani permintaan terasi yang tidak hanya datang dari Bangka Selatan tapi juga dari berbagai daerah lainnya.
“Saya pernah diajak pameran oleh PT Timah Tbk ke Jakarta dan Belitung, terus orang juga semakin mengenal terasi saya, banyak yang pesen karena dibantu PT Timah Tbk juga promosi. Orang datang ke rumah langsung untuk beli, saya enggak jualan dimana-mana. Itupun kadang kurang terasinya,” katanya.
Proses pembuatan terasi kata dia sebetulnya tak terlalu sulit, hanya butuh ketelatenan dan bahan baku yang berkualitas. Prosesnya juga harus bersih sehingga menghasilkan terasi yang enak dan tahan lama.
“Proses pembuatannya tergantung cuaca bisa 2-3 hari, karena harus dijemur. Terus bahan utamanya udang harus udang yang bagus, kalau tidak mempengaruhi rasa dan kualitasnya,” katanya.
Saat ini, kata dia dirinya tak bisa memproduksi terlalu banyak terasi, pasalnya bahan baku udang yang terbatas. Karena dirinya hanya membeli dari orang lain.
“Dulu kita bisa produksi sekitar 50 kg lebih, tapi sekarang karena udangnya hanya beli dari orang tergantung dapat udangnya. Bisa 10kg atau lebih sekali buat. Untungnya sekarang sudah ada mesin tumbuk, jadi enggak terlalu sulit lagi,” ungkapnya.
Saat ini, kata dia sudah mulai mewariskan ilmu membuat terasi kepada anaknya, sehingga usaha terasi mereka bisa terus dijalankan. Apalagi mereka sudah memiliki pelanggan tetap.
“Terasi saya kata orang-orang beda memang, karena mungkin kami bikin dari bahan udang yang segar terus saya enggak campur macam-macam. Bahan bakunya cuma udang sama garam itulah. Bahkan kalau disimpan di kulkas bisa awet satu tahun,” katanya.
Baginya, banyak manfaat yang sudah dirasakan menjadi mitra binaan PT Timah Tbk seperti meningkatkan promosi sehingga bisa membantu meningkatkan omset penjualan mereka.
“Banyak manfaatnya, kami bisa tambah alat produksi untuk cari bahan baku dulu. Terus semakin banyak juga yang kenal produknya. PT Timah Tbk ngebantu banget UMKM seperti kita,” katanya. (pt.timah/naf)