Pj Gubernur Babel: PT Timah Tiap Tahun Menderita Hingga Rp 2,5 Triliun Akibat Tambang Illegal

PANGKALPINANG, Babelsatu.com – Belajar dari kasus kebakaran Depo Pertamina Plumpang hingga ke pemukiman warga, yang sejatinya merupakan lahan milik Pertamina dan memang dijadikan sebagai buffer zone, pengamanan terhadap objek vital nasional (Obvitnas) harus dilakukan secara kolaboratif.

Menilik kasus itu, Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaludiin berharap hal serupa tidak terjadi di Babel. Terlebih di Negeri Serumpun Sebalai juga terdapat wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah sebagai salah satu objek vital nasional bidang energi.

Bacaan Lainnya

Dengan demikian, Ridwan berujar sudah sepatutnya harus dijaga dan diamankan agar terbebas dari aksi penambangan tanpa izin (ilegal).

“Dari tragedi tersebut kabarnya Depo BBM Pertamina itu akan dipindahkan ke tanah Pelindo. Jadi, kenapa yang benar harus dikorbankan,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Focus Group Discussion (FGD) IUP PT Timah di Grha PT Timah, Pangkalpinang.

Ridwan menilai pengamanan terhadap obvitnas harus dibutuhkan komitmen semua pihak. Sebab, katanya, karena urusannya dengan pengamanan pendapatan negara yang bersifat strategis.

Ia mencontohkan, PT Timah tiap tahunnya harus menderita hingga Rp2,5 triliun akibat penambangan ilegal. Belum lagi semakin banyaknya lahan kritis dan negara harus menanggung pemulihan lingkungan yang rusak karena tambang ilegal. Tak lain, disebabkan karena tidak adanya perusahaan yang bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terlanjur terjadi.

Oleh karena itu, ia berharap agar seluruh elemen pemerintah, akademisi, praktisi, komunitas bisnis, media, dan masyarakat untuk turut menjaga eksistensi obvitnas PT Timah, termasuk pihak kepolisian. Ia meminta kepolisian tidak tebang pilih dalam menindak tegas para pelaku penambangan ilegal.

Pj Gubernur Ridwan menegaskan, juga yang tak kalah penting ialah melakukan pengawasan terhadap internal dari PT Timah itu sendiri, karena dirinya masih sering mendengar informasi terdapat keterlibatan oknum PT Timah yang ikut serta melakukan praktik terlarang tersebut.

“Saya ibaratkan seperti slogan klub Liverpool ‘You’ll Never Walk Alone’. Kita lakukan ini bersama-sama. Dengan bergandengan tangan, akan memudahkan pekerjaan kita,” katanya.(pt.timah/naf)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *