TOBOALI, Babelsatu.com – Nelayan Batu Perahu beramai – ramai sambangi Gedung Serba Guna Pemkab Bangka Selatan terkait laporan pengaduan terhadap salah satu nelayan yang di layangkan pihak PT Timah Tbk ke Polairud Polda Babel, Jumat 20/1/2023) siang.
Ratusan massa saling berboncengan mengendarai sepeda motor datangi Pemkab Basel sebagian besar dari massa tersebut merupakan nelayan yang ingin mengajak pihak Pemerintahan Daerah untuk mendengar aspirasi dan permasalahan yang mereka hadapi terkait laporan pengaduan terhadap salah satu rekan mereka ke Polairud Polda Babel oleh pihak PT Timah Tbk.
Lantaran dipicu pada bulan November 2022 lalu, ketika para nelayan mendatangi Kapal Isap Produksi 11 untuk menanyakan berkas dokumen perizinan dan SPK karena sebelumnya nelayan telah menyatakan penolakan terhadap aktivitas tambang laut di perairan Tanjung Ketapang dan Batu Perahu.
Abdullah menerangkan kepada wartawan bahwa dirinya beserta nelayan lainnya mendatangi Kapal Isap Produksi dan dirinya hanya menanyakan dokumen kelengkapan perizinan, namun dirinya harus mendapatkan surat laporan pengaduan dari PT Timah Tbk atas tuduhan indikasi perusakan dan kekerasan disampaikan Abdullah dihadapan para wartawan, Jumat (20/12023).
“Naik ke atas, sama nelayan kawan-kawan yang lain menanyakan kelengkapan dokumen, perizinan, karena aktivitas bergeser dari titik, November tanggal 30 itu kejadiannya saya dilapor PT Timah tuduhan indikasi kekerasan dan pengrusakan,” jelas Abdullah.
Sementara itu, Kepala Daerah Kabupaten Bangka Selatan, H. Riza Herdavid, S.T.,M.Tr.IP menyikapi dan menanggapi serius persoalan yang dihadapi nelayan dengan pihak PT Timah Tbk, seusai audien Riza dihadapan wartawan menyampaikan.
“Ada beberapa catatan yang kita dapatkan dari audensi tadi, nanti dalam waktu dekat akan saya sampaikan kepada pimpinan PT Timah Tbk,”
Riza tak menampik peran PT Timah Tbk terhadap Basel dan masyarakat melalui CSR untuk kemajuan daerah. “PT Timah selalu menyalurkan CSRnya dan itu sangat besar,” ungkapnya.
“Namun kami harap pihak PT Timah melihat dan mendengarkan dulu masyarakat, lokasi yang akan dilakukan aktivitas tambang dan kondisi masyarakat sekitar untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,”
Riza juga menyayangkan atas sikap pihak PT Timah Tbk yang telah melayangkan laporan terhadap salah satu nelayan Batu Perahu
“Iya, sangat disayangkan.. mereka cuma cari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup dari laut hanya untuk perut,”
“Kalau terjadi konflik kan kita duluan yang repot,” tambah Riza.(nov)