Muntok, Babelsatu.com– Lembaga pendidikan Katolik di bawah naungan Yayasan Tunas Karya (YTK), SD Santa Maria Muntok di Kabupaten Bangka Barat, menampilkan diri sebagai lembaga pendidikan yang senantiasa mengedepankan kolaborasi.
Di SD Santa Maria, simbol-simbol keagamaan tidak lagi menjadi “tembok pemisah” tetapi menjadi rajutan benang-benang persaudaraan dalam Kasih.
Sekolah Kolaborasi yang dipanggungkan SD Santa Maria Muntok merupakan wadah harmonisasi Sekolah Negeri dan Swasta dalam mewujudkan pendidikan yang memungkinkan para pelaku pendidikan bisa saling belajar, saling mengisi dan melengkapi, yang menimbulkan sinergi.
Pengurus YTK RD Stefanus Tomeng menyebut fenomena bergerak bersama ini, bukankah “realitas palsu” atau hiperealitas. Tetapi fenomena ini memperlihatkan sebuah realitas yang terjadi di halaman tengah SD Santa Maria Muntok, Jumat 13 Mei 2022.
“Sebuah moment sekaligus ruang bagi anak-anak SD Santa Maria dan teman-temannya dari beberapa SD Negeri di Kota Muntok, bergerak bersama. Itulah mungkin mereka mendefenisikan makna pendidikan yang kolaboratif,” kata Romo Stefan.
Menurut dia, lewat semangat kolaboratif ini para siswa membangun mimpi bersama. Mimpi bergerak bersama demi perubahan. Mereka bergerak bersama untuk mengelaborasi daya cipta dan mengakselerasi imajinasi di panggung riil.
“Dan jauh lebih penting, walaupun berbeda, mereka bergerak bersama-sama, bukan bergerak sendiri-sendiri,” tandasnya.
Tentu saja, para siswa memahami bahwa ketika siapapun bergerak atau berjalan sendiri, ia bisa lebih dahulu sampai. Tetapi apa yang dicapainya hanya berguna untuk diri sendiri. Tetapi siapa pun bergerak bersama-sama, perjalanan yang ditempuh lebih jauh. Dan banyak orang juga merasakan hasil yang dicapai itu.
“Di sini, paling tidak komunitas sekolah seperti SD Santa Maria Muntok telah mengajarkan kepada siapapun bahwa jaman ini, kolaborasi adalah cara untuk mencapai perubahan. Sedangkan bagi siapapun tetap menganggap dirinya superman, ia akan berjuang sendiri-sendiri. Ujung-ujungnya sesama yang ingin memberikan tangga dan jembatan untuknya pun, dicurigai sebagai musuh dan sejenisnya,” pungkas Magister Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta ini. (Fadli)