AIR GEGAS, Babelsatu.com – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman didampingi Bupati Bangka Selatan, Riza Herdavid melakukan penanaman perdana bibit kelapa sawit dalam program Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun (PKSP) di Simpang Trans, Desa Nyelanding, Kabupaten Bangka Selatan, Selasa (18/1/2022).
Dalam kesempatan tersebut, gubernur mendorong para petani untuk melakukan _replanting_ tanaman sawit yang sudah tua dengan tanaman baru, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi kelapa sawit tanpa membuka lahan baru. Khusus di Kabupaten Bangka Selatan, dijelaskannya bahwa hingga saat ini terdapat 816 hektar lahan sawit yang masuk dalam program tersebut, di mana yang sudah berproses pencairan sekitar 200 Hektar, sedangkan tahap verifikasi sejumlah 616 hektar.
“Program ini sangat luar biasa. Masing-masing petani akan mendapat dana Rp30.000.000/hektar, _replanting_ dengan bibit sawit yang berkualitas dan bersertifikat,” jelasnya di hadapan para petani sawit.
Seperti diketahui, pertumbuhan perekonomian Babel sepanjang tahun 2021 termasuk salah satu yang tertinggi di Indonesia. Babel berada di peringkat empat besar nasional, bahkan untuk wilayah Sumatera, Babel berada di peringkat teratas.
Hal itu tak terlepas peran Gubernur Erzaldi yang memfokuskan pada penguatan potensi unggulan daerah, di mana salah satunya adalah sektor pertanian. Sumbangsih sektor pertanian yang terus menggeliat akhirnya membuahkan hasil, mulai dengan memberikan kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) hingga terus meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) Babel.
“Bahkan rilis baru dikeluarkan BPS baru-baru ini, bahwa orang miskin di Babel semakin berkurang. Itu semua tak terlepas dari kebijakan yang kita buat sesuai dengan _rule._ Kita patut bersyukur dengan capaian itu, di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia,” ungkapnya.
Dijelaskan gubernur bahwa, kontribusi PDRB dari sektor pertanian terhadap pembangunan dan perkembangan ekonomi di Babel angkanya sudah mencapai 20 persen, dan hanya berselisih 1 digit dari sektor pertambangan. Hal itu jauh berbeda jika disandingkan dengan 5 tahun yang lalu di mana marginnya mencapai 7-8 persen.
Tak ayal, hal itu memacu Gubernur Erzaldi untuk terus menguatkan sektor pertanian, ia berharap ke depan kontribusi pertanian melebihi pertambangan, yang berimbas membuat para petani akan berjaya. Salah satunya melalui program PKSP.
PKSP itu sendiri merupakan upaya pemerintah untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit rakyat dengan melakukan penggantian tanaman tua atau tidak produktif dengan tanaman baru. Adapun sumber dananya berasal dari pungutan ekspor minyak sawit yang dihimpun oleh Kementrian Keuangan.
Di samping itu, gubernur juga mendorong para petani untuk menanam tanaman hortikultura sebagai tanaman sela sawit, yang bertujuan sebagai penambah penghasilan dan tidak bergantung pada satu komoditas. Kalau hanya sawit, saat harga anjlok tak ada pegangan. Kalau ada tanaman lain, bisa menutupi kekurangan.
Gubernur juga berpesan, di era digital seperti saat ini, petani dituntut mengetahui perkembangan teknologi informasi atau melek teknologi. Mengingat segala bentuk informasi terkait dengan pertanian dapat diakses melalui media digital.
“Jangan sia-siakan tenaga, cari informasi melalui _gadget,_ mulai dari pemilihan pupuk yang sesuai kondisi tanah, cara pemupukan, jadwal tanam, dan sebagainya secara digital,” tutupnya.(Red)